Momentum Apapun, Fungsikan untuk Edukasi Anak




Oleh : Imam Nawawi

Ahad, 21 Agustus 2016 yang lalu, di lingkungan RT di mana saya tinggal diselenggarakan acara memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke 71 tahun dengan jalan sehat dan beragam perlombaan. Sebagai seorang ayah, saya harus ikut, selain untuk menguatkan silaturrahim dengan tetangga dan warga RT, saya juga ingin mendidik anak-anak ‘tadabbur alam’ dengan jalan kaki.

Tanpa pengecualian, Kakak (6 tahun), Aa’ (4 tahun) dan adek (3 tahun) terjun bersama-sama dengan optimisme mampu menaklukkan jarak 4 kilo meter. Dalam momentun apapun, anak-anak kita akan belajar dan menambah pengalaman diri. Awalnya semua semangat, kekompakan begitu dominan di setiap gerak langkah kaki dan kalimat-kalimat gembira anak-anak. Namun, setelah lebih dari separuh perjalanan. Adek yang memang tidak sampai setengah kilo meter berjalan mengeluh lelah dan kugendong di pundak dilihat Aa’ sebagai ‘kenyamanan’ yang ia juga harus nikmati.

Akhirnya ia menyerah, merengek-rengek, meski tak sempat menangis. Beberapa tetangga mencoba memberikan motivasi kepada Aa’. Tapi, semua tidak mempan, mungkin karena lelahnya yang sudah terasa menggelayut di betis dan seluruh badannya.

Pertolongan Allah, panitia melintas dengan sepeda motor. Tanpa ragu, semua tetangga berteriak, “ini ikut, Aa’ ikut saja, dia sudah kelelahan.” Aa’ sendiri sempat bingung ketika begitu saja dinaikkan ke atas motor oleh Pak Trimo (tokoh masyarakat dan juga panitia). Namun Aa’ langsung tenang setelah seorang tetangga bilang, “Tenang ini panitia, jadi kamu gak diculik, kok.”

Jalan kaki pun dilanjutkan. Kini tinggal saya bersama Kakak dan Adek. Sedangkan Adek masih di atas pundakku. Kami terus berjalan, memberikan motivasi kepada sang kakak yang memang lebih sering jalan kaki dan sudah cukup matang secara mental.

Sembari terus melangkahkan kaki, saya coba berikan semangat dan motivasi. Dan, Alhamdulillah sampai garis finish,  Kakak berhasil menuntaskan jalan sehat dengan sempurna. Surpisenya, dia bisa menang juga lomba kelereng di kelas seusianya.

Sedangkan adek, masih terus berupaya melawan dirinya sendiiri untuk bisa lebih berani, lebih kuat dan mandiri. Meskipun selama perjalanan 95% ia berjalan dengan digendong, tetapi dia tahu rasanya asyiknya kebersamaan menjaga kesehatan.

Tak seperti di kelas dan di rumah, di mana anak-anak mendapat didikan dengan verbal, kini mereka mendapatkan pelajaran dalam kenyataan. Semoga momentum sederhana ini memberikan jejak mendalam di dalam hati dan mindsetnya, sehingga kelak mereka tumbuh menjadi anak yang kuat, tangguh, cerdas, bermental juara dan yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki jiwa cinta Indonesia yang sejati.

Semua berangkat dari diri kita sebagai orangtua. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Dan kalau bukan setiap momentum bagus difungsikan untuk edukasi lalu apa dan dimana lagi? Semoga Allah menjaga mereka dan seluruh anak-anak bangsa. Aamiin.

Penulis: Imam Nawawi, Pemimpin Redaksi Majalah Mulis dan Penulis di www.hidayatullah.com
Foto: google
Powered by Blogger.
close