Pembinaan Ibadah kepada Anak
Oleh : Warsito
“Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaaha :
132)
Tidak sedikit
anak usia SD yang shalatnya belum sempurna lima waktu dengan berbagai alasan
yang dia ungkapkan.
“Bangunnya
jam enam, jadi tidak sholat subuh!”
“Saya lupa
sholat Isya, karena habis belajar terus tidur!”
“Saya lupa
sholat Ashar, karena main!”
Itulah beberapa
ungkapan anak-anak ketika ditanya tentang shalatnya. Masa anak-anak bukan
merupakan suatu masa pembebanan atau pemberian kewajiban. Akan tetapi merupakan
masa persiapan, latihan, dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan
kewajiban (taklif) ketika ia telah baligh nantinya. Dengan demikian,
pelaksanaan kewajiban nantinya akan terasa mudah dan ringan. Di samping juga
sudah memiliki kesiapan yang matang dalam mengarungi kehidupan dengan penuh
keyakinan.
Banyak manfaat
dari melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala.
Ibadah akan menjadikannya selalu merasa berhubungan dengan Allah Ta’ala. Ibadah akan banyak meredam
gejolak kejiwaan dan mengendalikan hawa nafsu. Hatinya akan senantiasa tenang
terutama ketika membaca atau mendengarkan Al Qur’an, mengerjakan shalat,
ataupun di kala mendengarkan adzan. Hal ini semua dapat diawali dengan
pendidikan yang Islami.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. memberikan
kabar gembira yang besar kepada anak-anak yang tumbuh dalam beribadah kepada
Allah. Imam Thabrani meriwayatkan dari Abu Umamah ra, bahwa ia berkata,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
“Tidaklah seorang anak yang tumbuh dalam ibadah sampai ajal menjemputnya,
melainkan Allah akan memberikan pahala kepadanya setara dengan 99 pahala shidiq
(orang yang benar/jujur)”
Berikut tahapan-tahapan
dalam membimbing anak untuk beribadah sholat:
(1) Tahap
memerintahkan shalat. Kedua orangtua bisa mulai membimbing anaknya untuk
melakukan shalat dengan cara mengajaknya untuk melakukan shalat di sampingnya.
Hal ini dimulai ketika sang anak sudah mulai bisa membedakan tangan kanan dan
tangan kiri. Abu Dawud meriwayatkan dari
Muadz bin Abdullah bin Habib Al Juhani bahwa ia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
ditanya kapan anak itu mulai diajak melakukan shalat, maka beliau pun menjawab,
“Jika ia telah mengenal tangan kanan dan kirinya, maka perintahkan untuk
menunaikan shalat.”
(2) Tahap
pengajaran shalat. Pada periode ini, anak mulai diajarkan rukun-rukun shalat,
kewajiban-kewajiban dalam menunaikan shalat beserta hal-hal yang bisa
membatalkan shalat. Nabi telah menetapkan usia tujuh tahun merupakan awal
periode pengajaran. Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan “Ajarilah anak kalian
mengerjakan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah ia jika telah
mencapai sepuluh tahun ia mengabaikannya.”
(3) Tahap
memerintahkan shalat dan pukul jika enggan. Periode ini dimulai ketika anak sudah
berusia 10 tahun. Jika ia mengabaikan shalat atau bermalas-malasan dalam
menunaikannya, maka kedua orangtua boleh
memukulnya sebagai sebuah pelajaran baginya atas pengabaian tersebut, dan juga
atas kezalimannya mengikuti jalan syaitan. Hal ini tidaklah mengapa dilakukan
jika disertai dengan memberikan pemahaman kepada anak tentang kenapa ia mesti
dipukul. Di samping juga membacakan hadits nabi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepadanya tentang masalah ini.
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Amr Bin Ash ra, bahwa ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Suruhlah
anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan
pukullah mereka jika mengabaikannya ketika berusia sepuluh tahun serta pisahkan
tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud dan Hakim)
Jadi, orangtua
memiliki peran besar dalam menamkan kebiasaan ibadah anaknya. Mengingatkan,
menyuruh, dan mengajak anak beribadah merupakan kewajiban orangtua. Semoga
anak-anak kita termasuk anak sholeh yang selalu melaksanakan pembiasaan hidup
Islami.
Penulis:
Warsito, Pendidik di SDIT Salsabila Banguntapan Yogyakarta
Foto: google
Post a Comment