Kembalikan Semangat Mereka




Oleh : Galih Setiawan

“Abi...., aku masuk sekolahnya kapan? Aku sudah pengen sekolah lagi,” celetuk anak pertama saya, Zahra, yang berusia lima tahun. Saya tersenyum mendengar ‘kegalauannya’ karena libur yang dirasa cukup lama. Padahal libur sekolah juga baru seminggu. Masih ada seminggu lagi hari liburnya. “Seminggu lagi baru masuk, sayang,” jawab saya. Hari demi hari, Zahra makin semangat menanyakan kapan masuk sekolah. Selalu bertanya, ini hari apa? Besok hari apa? Besok sudah masuk sekolah? Dan sebagainya.

Bagi sebagian anak, hari pertama masuk sekolah adalah saat-saat yang menyenangkan. Namun, bagi  sebagian kecil yang lain, hal serupa justru tidak terjadi. Mereka malah terlihat tertekan dan seolah masa kembali ke sekolah seperti mimpi buruk di malam hari yang membuat mereka tak tenang.

Nah, jika hal ini terjadi, rasanya orangtua perlu sekali menelusuri dan mencari tahu apa yang membuat anak-anaknya demikian. Faktor paling sederhana yang mungkin melatarbelakangi anak malas masuk sekolah bisa jadi dipengaruhi karena libur panjang yang lama membuat mereka kesulitan beradaptasi dengan suasana yang baru.

Selain itu, ada pula beberapa hal yang mungkin terjadi dengan anak, salah satunya bisa jadi anak merasa tertekan dan stres dengan lingkungan sekolahnya. Karena itu, maka orangtua dituntut untuk bisa mencari solusi yang dapat mengembalikan semangat anak dengan meredam stres yang menghinggapi mereka.

Ketika anak terlihat malas saat bangun di pagi hari untuk pergi mandi dan bersiap pergi ke sekolah, bisa mungkin hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang membuat mereka enggan pergi ke sekolah, salah satunya adalah anak-anak tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

Anak-anak yang masih kecil, belum memahami dan belum memiliki kepiawaian untuk mengukur batas kemampuannya. Sehingga ia akan cenderung mendorong dirinya meski telah melewati batasannya, termasuk untuk beristirahat. Jika tidak dikontrol dan diatur oleh orangtuanya, anak-anak akan kesulitan mengatur waktu istirahatnya. Orangtua harus mengontrol jam tidur dan waktu istirahat anak terutama di malam hari. Jangan biasakan anak-anak tidur terlalu larut.  

Ketika masuk sekolah, biasakan anak untuk mulai tidur di jam dan waktu yang telah ditentukan. Ketika anak mendapatkan waktu istirahat dan tidur yang cukup, maka akan lebih mungkin baginya mendapatkan pagi yang lebih segar dan bersemangat. Ketika pagiya bersemangat, maka akan semakin mungkin bagi anak menekan stresnya.

Keengganan anak pergi ke sekolah mungkin juga disebabkan adanya masalah yang ia hadapi di sekolah. Nah, untuk itulah sebagai orangtua anda perlu mencari tahu jika hal ini memang menimpa anak. Tidak ada salahnya jika orangtua bertanya pada si kecil dengan perlahan apa yang terjadi di sekolahnya.

Namun, jika si kecil menolak menceritakan, sebaiknya hindari unsur paksaan yang malah akan membuat mereka semakin tertekan. Tunggulah waktu yang tepat saat pikiran dan moodnya menjadi lebih baik, dengan begini ketakutan dan keengganan mereka bercerita bisa diredam sehingga mereka akan dengan mudah berkomunikasi dengan ibu dan orangtuanya.

Beritahukan pada anak dan berikan mereka pemahaman bahwa kita akan selalu ada untuk mereka dan siap menjadi pendengar setia. Tidak perlu memaksa anak untuk mau bercerita, bisa jadi mereka merasa waktunya belum tepat atau rasa malu dan belum terbiasa masih menghinggapi diri mereka yang membuat mereka belum mau bercerita. Untuk itu, bersabarlah dan terus tunjukan perhatian dan kasih sayang. Tunjukkan pula pada mereka sikap apa yang kita lakukan ketika anak melakukan kesalahan. Jangan sampai menakuti mereka dengan ancaman dan reaksi yang akan kita berikan pada mereka, yang pada akhirnya membuat mereka semakin enggan mengungkapkannya.

Penulis : Galih Setiawan, Redaktur Majalah Fahma
Foto: google
Powered by Blogger.
close