Pentingnya Mendampingi Anak Bermain




Oleh : Dwi Lestari W

Kreativitas dibutuhkan anak untuk kehidupan masa depannya, termasuk dalam menghadapi masalah yang memerlukan solusi. Sebetulnya, ada banyak kegiatan kreatif yang dapat dilakukan anak, baik di rumah maupun di sekolah. Kegiatan kreatif yang dimaksud yaitu kegiatan yang sifatnya melibatkan semua aspek perkembangan anak secara menyeluruh, di mana semua potensi kecerdasan majemuk anak dikembangkan dan disalurkan. Dalam kegiatan tersebut juga terkandung unsur merancang, berkreasi, dan mengeksplorasi sesuatu. Kegiatan kreatif diharapkan dapat mendorong anak mengembangkan imajinasinya, menginspirasi anak dan mendorong anak membuat sesuatu yang baru.

Kegiatan kreatif serin dilakukan dengan cara bermain. Bermain kreatif sendiri bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Semahal apapun mainan, jika anak tidak bisa menggunakannya, maka akan jadi mubazir. Akan tetapi, mainan yang murah sekalipun, jika anak bisa memaksimalkan penggunaanya, maka akan menjadi media bermain yang kreatif, meski hanya berasal dari baran bekas. Jadi apa kuncinya agar kegiatan bermain layak disebut kegiatan kreatif? Kuncinya adalah pendampingan orangtua saat anaknya bermain.

Keterlibatan orangtua menemani anak bermain maka orangtua akan menyadari apa saja yang dibutuhkan anak. Ketika orang tua peka maka kemudian akan menyediakan kebutuhan mainan anak. Sehingga anak akan tambah pengetahuannya karena ada media di sekitarnya yang bisa digunakan untuk bermain, tanpa harus membeli.  Selain itu dengan orangtua menemani anak bermain maka si orangtua akan mengajarkan kepada anak cara bermain yang benar. Hal inilah yang akan diingat anak sehingga akan menambah khasanah keilmuan anak.

Selain memberitahukan cara bermain, orangtua juga dapat memberikan informasi.  Cobalah untuk menggunakan interaksi. Bentuk interaksi bisa bermacam-macam. Caranya, dengan mengajak anak membuat mainan dari barang yang ada di sekitarnya, seperti glas bekas air mineral, kardus bekas, spidol yang sudah habis dan sebagainya. Tanyakan pada anak, kira-kira apa yang bisa dibuat dengan baran bekas ini. Setelah disepakati, lalu ajak anak membuatnya bersama dan bagaimana cara memainkannya. 

Dengan didampingi, anak juga akan memiliki tempat bertanya saat menemui kesulitan. Stimulasi yang ia peroleh pun akan maksimal dan dapat meningkatkan kemampuan motorik, kecerdasan hingga keuletannya. Anak yang hanya bermain sendiri bisa saja karena tak tahu cara memainkannya, akhirnya mengonggokkan mainannya begitu saja. Tentu dari situ ia tak akan memetik manfaat apa pun.

Di sisi lain, saat pendampingan akan terjalin komunikasi yang cukup intens pada akhirnya membuahkan suatu antara anatar orang tua dan anak. Kelekatan yang dapat membuat anak jauh lebih nyaman kala menjalani aktivitasnya ini, akan berdampak baik pada pertumbuhan psikis dan kesehatannya. Tak mustahil perkembangannya pun akan sangat kondusif, ia bisa memaksimalkan seluruh kemampuannya.

Ketika orangtua ikut bermain, apalagi menelurkan ide membuat mainan edukatif, maka si anak berpikir bahwa dirinya diperbolehkan untuk bermain. Anak akan menganggap bahwa kegiatan yang dilakukannya adalah kegiatan yang bermanfaat dan berguna sehingga si anak tambah semangat lagi untuk bermain. Orangtua membantu anak untuk memilih permainan yang sesuai dengan usia mereka.

Berhati-hatilah dalam memilih permainan untuk anak-anak Anda, karena, “salah-salah” justru Anda mengekang pertumbuhan kreatifitas dan imajinasi mereka. Ikut sertakan anak-anak dalam memilih permainan yang mereka inginkan dan mereka sukai. Jika menurut orangtua pilihan mereka tidak cukup aman untuk dimainkan, maka dapat memberikan pengertian kepada mereka atau Anda dapat menemani mereka bermain.

Adanya orangtua di sisi anak-anak juga membuat mereka lebih terarah dalam mengembangkan imajinasinya. Selain itu, peran orangtua juga penting untuk melatih pola pikir anak ke depannya.

Paparan di atas adalah gambaran singkat buku Rumah Main Anak chapter 2. Buku ini adalah sekuel dari buku Rumah Main Anak yang sudah terbit sebelumnya. Rumah Main Anak 2 mengajak orangtua untuk tetap membersamai buah hati di rumah. Belajar dari rumah dengan cara yang seru dan menarik. Agar orangtua tetap terhubung dengan pelajaran anak di sekolah. Agar orangtua tak mati gaya mendampingi tumbuh kembang si kecil tercinta.||

Judul Buku                 : Rumah Main Anak 2
Penulis                        : Julia Sarah Rangkuti
Penerbit                      : Sahabat Sejati
Tebal                           : 284 halaman

Penulis: Dwi Lestari W. Staf BPH LPIT Insan Mulia
Powered by Blogger.
close