Semangat Belajar di Pekan Pertama Sekolah
Oleh: Drs.
Slamet Waltoyo
Peralihan
semester diselingi dengan libur sekolah. Bagi sekolah, libur dimanfaatkan untuk
persiapan kegiatan belajar pada semester berikutnya sehingga ketika masuk awal
semester sekolah sudah mempunyai kesiapan.
Bagi anak, libur sekolah adalah saatnya refreshing. Melepas kepenatan dari padatnya kurikulum. Sehingga
ketika memasuki awal semester, ada rasa tidak ingin mengulangi kepenatan lagi.
Bayangan rutinitas
kegiatan belajar di sekolah, aturan yang mengekang “kenyamanan”, membuat anak
kurang bersemangat dalam memulai kegiatan belajar. Padahal memulai dengan
semangat adalah momen yang amat penting. Maka sekolah atau guru secara pribadi
harus mengelola secara khusus hari-hari pertama anak masuk sekolah agar momen
semangat saat memulai bisa didapatkan.
Pada dasarnya
anak akan bersemangat melakukan sesuatu kalau sesuatu itu ia butuhkan. Sesuatu
itu penting baginya. Ini menjadi dasar kita mengelola hari-hari pertama
belajar. Kita harus berusaha meyakinkan pada anak bahwa materi pelajaran yang
akan dipelajari itu penting baginya. Bagaimana caranya?
Pertama, guru membuka
kembali kompetensi dasar apa saja yang harus dipelajari anak pada semester ini.
Tidak perlu semua kompetensi dasar. Cukup beberapa kompetensi dasar saja pada
beberapa muatan. Misalnya muatan matematika, muatan IPA, muatan IPS dan
sebagainya.
Kedua,
menghubungkan kompetensi-kompetensi dasar tersebut dengan sesuatu yang
membanggakan bagi anak. Baik itu berupa hasil teknologi maupun suatu profesi. Hubungannya
adalah bahwa hasil-hasil teknologi maupun profesi yang membanggakan ini dimulai
dari dasar. Dibangun dari kompetensi-kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh
anak di semester ini.
Ini yang kita
kelola. Kita konkritkan. Anak kita bawa untuk melihat langsung hasil teknologi
yang membanggakan. Atau anak kita ajak mengunjungi orang-orang professional
yang anak banggakan. Ini banyak kita jumpai di perguruan tinggi atau
lembaga-lembaga lainnya.
Maka kegiatan
yang bisa kita lakukan pada hari-hari pertama belajar antara lain kunjungan
sekolah atau kunjungan kelas. Pilihan tempat yang bisa menjadi sasaran
kunjungan antara lain; laborium pada Perguruan Tinggi, laboratorium pada dinas-dinas
pemerintahan, misalnya pertanian, tenaga nuklir, penerbangan, kesehatan,
ataupun perkantoran misalnya Polri dan TNI. Banyak pilihan disesuaikan dengan keberadaan
dan jarak tempuh karena kunjungan ini dikelola dalam jam pelajaran.
Kita bisa
bekerjasama dengan meminta bantuan agar dalam kunjungan ada personil setempat
yang berkenan memberikan informasi. Informasi berupa pengayaan kepada anak-anak
tentang obyek yang dikunjungi dihubungkan dengan kompetensi dasar yang harus
dipelajari oleh anak-anak. Tentu sebelumnya kita menginformasikan tentang
kompetensi dasar yang akan dipelajari anak terkait dengan obyek kunjungan.
Jika tidak
memungkinkan mengadakan kunjungan maka cara lain yang bisa dilakukan adalah
menghadirkan orang-orang professional dari lembaga yang bersangkutan. Syukur
ada obyek konkrit yang dibawa atau model yang bisa ditunjukkan kepada anak.
Kita mohon bantuan kepada beliau untuk memberikan wawasan kedepan dan kesiapan
yang harus dipelajari oleh anak-anak. Kompetensi dasar yang harus dimiliki
sejak dini.
Sebenarnya
informasi demikian bisa kita berikan dari koran, majalah, jurnal, maupun
internet. Tetapi bentuk kunjungan keluar
akan lebih disukai oleh anak. Pada hari-hari pertama anak tidak langsung
belajar di kelas, melainkan kita kembali mengingatkan budaya sekolah, tata
tertib sekolah pada saat jam kunjungan. Kunjungan dengan mengatur jam
pelajaran.
Penulis: Drs.
Slamet Waltoyo, Kepala Madrasah Diniyah Sahabat Al-Quran Sleman,
Yogyakarta
Foto: google
Post a Comment