INTENSO PALEMBANG

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Jika Anda berpikir tentang kopi yang membuat jantung berdegub kencang atau perut melilit ketika meminumnya dalam keadaan perut kosong, pun menjadikan kita kuat begadang, maka Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya hingga ke Bangka maupun Belitung adalah alamat yang tepat. Tak perlu espresso, ristretto apalagi double shot espresso (doppio). Kopi tubruk biasa saja sudah cukup untuk membuat mata terjaga dengan segera, mengusir kantuk yang mulai menyergap. Apalagi jika pilihan Anda kopi Robusta Lahat dengan profile (tingkat kematangan sangrai kopi) dark (gelap) atau sangat gelap tetapi tidak sampai terlalu gosong, maka efeknya akan lebih kuat. Sekedar Americano yang encer itu pun sudah cukup kuat untuk membuat mata kita terpicing. Bagi penderita hipertensi maupun penyakit jantung sebaiknya berpikir ulang 3 kali sebelum memutuskan untuk menikmati kopi ini, kecuali jika ditambahkan susu maupun bahan campuran lain yang dapat mengurangi intensitas kafein di dalamnya. Sekedar catatan, Robusta Lahat termasuk yang sangat tinggi kafeinnya. Salah satu yang tertinggi di dunia.

Bukankah kopi yang tertinggi kafeinnya di seluruh dunia ini dipegang oleh Death Wish asal Amerika? Betul. Itu kopi yang diracik dari berbagai macam Robusta. Jadi, Death Wish merupakan kopi campuran (blended coffee) dari beragam Robusta. Bukan single origin. Nah, kopi Lahat merupakan single origin dengan tingkat kafein tertinggi di dunia. Konon sekitar 5-6%, tetapi saya masih perlu menelusuri lagi datanya. Sementara Robusta pada umumnya berkisar antara 1,5-3%, lebih tinggi dibandingkan Arabika yang kandungan kafeinnya 0,8-1,4%. Kopi Death Wish sendiri salah satu bahan kopinya berasal dari Sumatera.

Soal cita rasa, yang menonjol dari kopi Palembang maupun Sumatera Selatan pada umumnya adalah pahit yang intens. Coffee body cenderung bold. Hampir tidak ada cita rasa lain di dalamnya. Sebagian bahkan cenderung termasuk dull taste, meskipun ini sebenarnya lebih banyak berhubungan dengan proses pengolahan kopi hingga siap diseduh. Tetapi bagi penggemar berat kopi yang dominan rasa pahitnya, kopi Palembang dan sebagian Bengkulu merupakan jawabannya. “Ini kopinya lelaki.” Begitu pula bagi yang suka menjadikan kopi hanya sebagai campuran (base, bahan dasar), kopi jenis ini dapat dipertimbangkan. Kalau mau yang lebih ringan, bisa bergeser ke Bangka atau Belitung. Citarasanya juga lebih hidup. Atau bagi yang ingin lebih ringan lagi, sementara cita rasa yang diinginkan tetap dominan pahit, dapat memilih kopi Lampung. Di daerah ini kopi disangrai tanpa campuran apa pun atau ada pula yang menambahkan mentega dan gula dalam proses sangrai. Jika perut Anda sensitif mules, jenis kedua ini sebaiknya Anda hindari. Tetapi jika menginginkan Robusta yang sedikit lebih kaya rasa, jenis kedua (disangrai dengan menambahkan gula dan mentega) dapat Anda pilih. Yang paling masyhur tentu saja kopi Ulee Kareng, nun jauh di Aceh, yang biji kopinya berasal dari Lamno. Solong merupakan merek legendaris di sana. Selama berpuluh tahun, Solong memproduksi kopi Robusta dengan sangrai sangat gelap (very dark). Tetapi belakangan mulai memproduksi jenis Arabica dengan sangrai yang lebih ringan.

Di antara daerah penghasil kopi Robusta Palembang, tepatnya Sumatera Selatan, yang patut kita coba adalah Muara Enim, Lahat dan Pagar Alam. Daerah lainnya adalah OKU, OKU Selatan, dan Empat Lawang. Muara Enim merupakan penghasil kopi Semendo, Robusta paling masyhur di Sumatera Selatan. Kopi ini tepatnya berasal dari daerah kecamatan Semende (ya, Semende, bukan Semendo). Sedangkan Jarai di Lahat menghasilkan kopi yang konon termasuk jajaran Robusta dengan kafein tertinggi di dunia. Saya beserta rekan-rekan Forum Diskusi Garasi di rumah sudah pernah merasai kuatnya kopi Lahat Jarai ini, baik yang saya bawa sendiri maupun bingkisan dari Ustadz Salim A. Fillah. Sedangkan Robusta Pagaralam terkenal dengan aromanya yang kuat dan lebih harum.

Khusus OKU Selatan dan Muara Enim, daerah ini telah memperoleh indikasi geografis (IG) untuk kopi Robusta. IG merupakan pengakuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM terkait keunggulan suatu wilayah geografis yang tidak terdapat pada daerah lain. Banyak penghasil Robusta, tetapi kawasan OKU Selatan dan Muara Enim memiliki kekhasan tersendiri yang sangat kuat.

Jika Arabica mengenal istilah specialty untuk kopi terbaik (skor di atas 80), maka sebutan untuk kopi terbaik Robusta adalah fine coffee. Muara Enim merupakan salah satu daerah penghasil fine coffee. Tentu saja tidak semua kopi Sumatera Selatan termasuk Robusta terbaik. Agar dapat menghasilkan kopi terbaik Robusta, memetiknya perlu benar, tepat waktunya dan mengolahnya sebelumnya siap disangrai dengan baik.

Kembali berbincang tentang kopi Palembang. Apa yang ditawarkan oleh kopi dari daerah ini? Intensitas rasa, pahit yang kuat, kafein tinggi dan after taste (cita rasa sesudah kopi diteguk) yang melekatkan rasa pahit dan seolah masih menempel di lidah maupun tenggorokan dikarenakan body yang begitu bold.

Kapan sebaiknya minum kopi ini? Pagi hari paling aman agar Anda lebih segar. Sebaiknya Anda minum hanya dalam keadaan perut terisi. Meminumnya ketika perut kosong bisa menyebabkan tremor (gemetar) dan keluar keringat dingin. Pas juga buat begadang. Tetapi bisa menyebabkan restlessness (tidur lasak, sering terjaga, tidur gelisah).

Khusus saat berpuasa, lebih aman meminum kopi Palembang –khususnya Lahat— pada malam hari sesudah tarawih dan makan malam. Meminumnya saat sahur dapat menyebabkan perut perih melilit terasa sangat lapar, bahkan ketika Dzuhur masih jauh.

Arabica Semendo
Tidak biasa minum Robusta? Jangan khawatir. Daerah ini juga memiliki kopi Arabica yang patut diperhitungkan. Memang masih cukup sulit untuk didapatkan mengingatkan Arabica baru mulai ditanam di desa Cahaya Alam dan Segamit di Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU), Muara Enim pada tahun 1996 berbekal bibit dari tanah Aceh. Tanaman kopi Arabica yang awalnya hanya 14 pohon itu mulai panen tahun 2001, sekarang semakin banyak jumlahnya. Maka wajar jika belum banyak beredar di Sumatera Selatan. Terlebih masyarakat Palembang dan umumnya Sumatera Selatan lebih menyukai kopi Robusta yang kuat.
Arabica Semendo memiliki citarasa fruity, cenderung orange, mengingatkan kita kopi Arabica dari Kerinci, Jambi. Keduanya membawa efek segar dan relaks. Bukan menjadikan mata terbelalak. Bukan pula menyebabkan kantuk sebagaimana efek kopi Liberica. Jika di Jambi Anda dapat memiliki Kopi Korintji, untuk Arabica Semendo saat ini baru Coffeephile yang patut dicoba untuk citarasa yang tepat dengan roasting yang baik. Sepanjang pengetahuan saya begitu.

Jogja – Palembang, 25 Juni 2016
Jogja – Palembang, 24 Februari 2017


Sumber Facebook Mohammad Fauzil Adhim
Powered by Blogger.
close