Belajar Efektif dan Menyenangkan


Oleh: Norhikmah

“Anak-anak hari ini insya Allah setelah apel pagi kita akan belajar samil bermain. Kalian lihat apa yang bu guru pegang?” Kata bu guru sambil memegang paku dan kawat. “Paku dan kawat, bu guru.” Jawab anak-anak serempak dengan antusias. Di raut wajah mereka sangat jelas terlihat rasa penasaran dan keingintahuan mereka (untuk apa benda-benda itu?). 

Menit berikutnya, rasa penasaran mereka terjawab setelah bu guru mengatakan, “Gedung sekolah kita baru selesai dibangun. Tentu masih banyak paku dan kawat di sekitar sini, sisa pembagunan gedung. Hari ini kita bersama-sama menyingkirkannya supaya ketika bermain anak-anak terhindar dari paku dan kawat, tidak terluka.” Setelah berkata begitu, bu guru membubarkan apel pagi itu. Dan langsung mendampingi anak-anak melakukan pembelajaran menyingkirkan benda berbahaya.Kebetulan pagi itu saya dapat mendampingi putri saya, Aisyah, belajar. Aisyah dan temannya-temannya saat itu sangat senang melaksanakan tugas dari gurunya. Sampai matahari beranjak naik, haripun sudah mulai panas, mereka tetap bersemangat belajar. 

Sekitar sebulan setelah pembelajaran itu, saya, Mbak Aisyah, dan adiknya, Luqman jalan-jalan pagi. Di tengah jalan menuju pulang ke rumah, Mbak Aisyah berteriak. “Umi, ada paku! “Oh ya, maka?” kata saya. “Ini dia mi”, sahut mbak Aisyah sambil menyerahkan paku besar berkarat ke saya. “Alhamdulillah, mbak Aisyah hari ini bisa bersadaqah, terima kasih,” kata saya. 

Subhanallah, dia masih ingat pembelajaran bulan lalu dan mampu mengalikasikannya dalam keseharian. 

Saya jadi teringat bagaimana metode gurunya mbak Aisyah menyampaikan materi pembelajarannya. Dengan contoh nyata, langsung dipraktikkan dan dalam suasana belajar yang menyenangkan ternyata membuahkan hasil belajar yang sangat begus dan sangat efektif. Apalagi jika pada pembelajaran tersebut dimasukkan unsur tauhidnya, akan lebih bagus lagi. Misalnya ketika menjelaskan ditambahkan bahwa menyingkirkan (membuang) gangguan dari tengah jalan adalah termasuk shadaqah (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi, anak selain mengetahui manfaatnya juga mengetahui bahwa perbuatannya itu disenangi oleh Allah berterimakasih dan menjanjikan pahala yang besar bagi siapa yang mengerjakannya. Ini bisa menjadikan motivasi pada anak untuk selalu berbuat kebaikan. 

Suatu pembelajaran akan efektif dan membuahkan hasil yang baik apabila Pertama, materi disampaikan dengan metode yang menarik. Contohnya yang telah dilakukan guru Mbak Aisyah di atas. Dia menyampaikan materi dengan singkat, jelas, dan dalam suasana belajar yang menyenangkan (di luar ruangan). Kedua, menggunakan alat peraga. Alat peraga yang digunakan berhubungan langsung dengan materi yang akan dipelajari. Penggunaan alat peraga ini sedikit banyak akan menfokuskan konsentrasi pikiran anak dan akan menimbulkan banyak penasaran serta keingintahuan anak-anak. Ketiga, pandai mencari momen yang tepat. Ketika masa anak-anak tertuju pada satu titik (alat peraga), ketika telinga mereka mendengar hanya pada satu sumber suara (yaitu suara gurunya) dan ketika hati mereka dipenuhi rasa keingintahuan, detik-detik itulah waktu yang paling tepat untuk menyampaikan inti materi pembelajaran. Dengan begitu “pesan guru” akan terpatri kuat di memori mereka dan akan berproses kembali ketika dia memenuhi hal yang serupa. Keempat, diikuti dengan praktek langsung (kontekstual learning).

Materi yang diajarkan langsung dipraktekkan. Misalnya pembelajaran jual beli, anak-anak langsung diajak ke pasar/toko agar dapat mengamati proses jual beli yang berlangsung atau terlibat langsung dalam proses jual beli. 

Penulis : Norhikmah, Guru SDIT Hidayatullah Sleman
Powered by Blogger.
close