Memperkuat Ruhiyah Anak
Oleh: Zakya
Nur Azizah
Usia
dini adalah saat yang tepat untuk menanamkan berbagai karakter dan pembiasaan
Islami agar anak lebih mudah mengaplikasikannya dalam keseharian. Usia dini
merupakan saat yang tepat untuk mulai menanamkan nilai-nilai ruhiyah pada anak.
Pembelajaran tauhid sudah semestinya mulai ditanamkan. Setiap ada keluhan atau
kesyukuran, apakah anak-anak kita sudah terampil berdzikir? Ketika jatuh
beristighfar, ketika dipuji mengucap hamdalah, melihat keindahan mengucap maa
sya Allah. Keterampilan untuk senantiasa mengingat Allah dan menjadikan Allah
sebagai satu-satunya yang pantas disembah dan dimintai segala permintaan
merupakan hal utama yang perlu diajarkan pada buah hati kita.
Banyak orangtua yang sudah mengajarkan
anak terampil baca tulis dan hitung sejak kecil, namun belum mengajarkan anak
terampil mengingat Allah di waktu sempit dan lapang. Biasakanlah untuk
mengucapkan kalimah thayyibah atau
kata-kata yang baik dan mengingatkan kepada Allah, akan mudah untuk mengajak
anak berbicara baik sekaligus ingat kepada Allah. Hal ini memang tidaklah mudah
dilakukan karena pengaruh eksternal yang luar biasa besar. Tapi, kita bisa
mengupayakan untuk meminimalisir pengaruh luar dengan banyak memberikan masukan
positif untuk otak anak-anak kita.
Sifat-sifat Allah yang tersurat dalam
Asmaul Husna layaknya senantiasa kita ajarkan kepada anak. Baik dalam situasi
belajar maupun bermain. Asmaul Husna pun bisa kita selipkan dalam doa
sehari-hari dan dilakukan secara bergantian dari 99 sifat yang ada. Insya
Allah, sifat-sifat Allah akan tertanam kokoh dalam jiwa anak.
Sewaktu dalam kondisi gembira, sebutlah
bahwa nikmat dan rasa gembira ini datang dari Allah. Anak-anak yang kondisi
otaknya dominan dalam keadaan alpha adalah saat terbaik untuk mengajari
bersyukur kepada Allah. Jelilah melihat peristiwa yang bisa kita jadikan momen
untuk mengajari anak bersyukur. Walaupun peristiwa tersebut kecil namun jika
membekas dalam hati anak, pasti anak akan paham bahwa kita harus bersyukur
kepada Allah.
Semua kebaikan yang kita terima pada hakikatnya
adalah karena Allah. Bagaimana cara menyampaikan hal itu kepada anak-anak kita?
Allah harus senantiasa berada di lisan dan hati seorang ibu. Seorang ibu yang
di hatinya selalu mengingat Allah, dengan tulus merupakan tenaga yang amat kuat
untuk menularkannya kepada anak. Anak yang sudah tertulari hal positif dari
ibunya akan mudah mengaitkan segala apapun kepada Allah SWT.
Jangan dikira anak-anak kita tidak bisa
diajak berdialog. Semua anak bisa kita ajak diskusi dengan cara yang sesuai
dengan usia mereka. Semakin anak diajak diskusi, akan lebih mudah menerapkan
sesuatu yang disepakati bersama. Mengajak anak untuk memulai segala sesuatu
dengan basmalah misalnya, akan lebih berarti jika mereka sudah memahami dengan
benar mengapa mereka harus melakukan seperti itu.
Untuk melatih ketangkasan fisik, anak
bisa diajarkan olahraga memanah dan berenang.
Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: “Setiap hal yang tidak ada dzikir kepada Allah
adalah lahwun (kesia-siaan) dan permainan belaka, kecuali empat: candaan suami
kepada istrinya, seorang lelaki yang melatih kudanya, latihan memanah, dan
mengajarkan renang." (HR. Imam An Nasa'i)
Kita
juga bisa memperkuat spirit ruhiyah anak dengan mengajarkan keterampilan untuk
beramar ma'ruf dan nahi munkar pada anak-anak sejak dini. Agar mereka tahu
bahwa orang dewasa pun tidak selalu benar, ada kalanya orang dewasa lalai dan
perlu diingatkan. Berikan kesempatan pada anak-anak untuk mengingatkan orangtua
jika sedang malas shalat misalnya.
Jangan
mengatakan, "Kamu masih kecil sok-sokan ingetin abi dan umi..."
padahal amar ma'ruf nahi munkar jika tidak kita ajarkan pada anak sejak kecil,
kapan ia akan terbiasa?
Penulis: Zakya
Nur Azizah, Pemerhati
dunia anak
Foto Ilustrasi : budiccline
Post a Comment