Melatih Kesabaran Pada Anak
Oleh : Zakya Nur Azizah
Anak usia dini memang memiliki kesabaran yang
kurang. Pada usia ini anak cenderung ingin segala kemauannya segera dituruti
dan ketika keinginannya tidak segera terlaksana, anak akan menjadi
ngambek, marah bahkan menangis. Tidak jarang juga
anak berlaku menangis sambil bergulung-gulung di lantai ketika usianya kurang
dari 10 tahun. Memang diperlukan suatu tindakan tegas dari orangtua terhadap anak
agar tidak kembali mengulangi perbuatan yang memalukan tersebut, namun akan
lebih baik apabila semenjak dini anak dibiasakan memiliki sifat yang sabar
Melatih kesabaran pada anak memang bukan
perkara mudah. Kita sebagai orang tua harus lebih dahulu tahu cara mengelola
emosi dan sabar sebelum mengajari anak pemahaman soal sabar. Karena butuh
proses yang cukup lama untuk membuat anak bisa bersabar dan mengelola emosinya
dengan baik.
Dilansir dari brightside.me, anak-anak mulai
memiliki kemampuan berpikir abstrak sekitar usia 9 tahun. Sebelum usia
tersebut, mereka berpikir dengan cara yang lebih konkret, inilah kenapa mereka
masih kesulitan membedakan durasi waktu seperti apa bedanya 15 menit dan 45
menit. Untuk membantu pemahaman mereka soal waktu, kita perlu membantunya
memvisualisasikannya,
Ambil contoh soal menunggu ayah pulang. Misal ayah pulang pukul 17.00.
Kalau kita langsung bilang pukul 17.00, anak-anak mungkin sulit untuk
memahaminya. Jadi, coba ganti dengan memberinya penjelasan seperti, "Ayah
akan pulang saat matahari sudah terbenam," atau, "Kalau langitnya
sudah mulai gelap, ayah akan pulang sebentar lagi." Jadi ia lebih gampang
memahami berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk menunggu si ayah pulang.
Salah satu momen lain yang tepat untuk mengajarkan konsep kesabaran adalah kala akan memasuki liburan. Biasanya anak akan menghitung hari dan terus bertanya, kapan liburan akan datang? Menghitung hari demi hari tentu akan terasa sangat panjang. Di sini, kita bisa bantu anak untuk menyibukkan diri dengan membuat sesuatu.
Salah satu momen lain yang tepat untuk mengajarkan konsep kesabaran adalah kala akan memasuki liburan. Biasanya anak akan menghitung hari dan terus bertanya, kapan liburan akan datang? Menghitung hari demi hari tentu akan terasa sangat panjang. Di sini, kita bisa bantu anak untuk menyibukkan diri dengan membuat sesuatu.
Menyibukkan diri bisa jadi cara efektif untuk mengelola emosi
dan belajar sabar. Apalagi anak-anak biasanya gampang merasa cepat bosan, jadi
sebagai orang tua kita perlu membantunya untuk berkreasi dan menyalurkan daya
imajinasi dan kreativitasnya.
Jelaskan pula makna sabar pada anak. Buat anak mengerti arti dari sabar tersebut serta dampak positif apa saja yang didapat jika bisa bersabar. Ini cukup berguna membuat Anak bisa mengerti dan mau untuk lebih sabar dari sebelumnya.
Jelaskan pula makna sabar pada anak. Buat anak mengerti arti dari sabar tersebut serta dampak positif apa saja yang didapat jika bisa bersabar. Ini cukup berguna membuat Anak bisa mengerti dan mau untuk lebih sabar dari sebelumnya.
Berikan petunjuk pada anak seberapa lama dia
harus bersabar. Jadi anak bisa tahu kapan Dia akan mendapatkan hak atau
keinginan yang sudah diungkapkan. Setidaknya jika bukan masalah waktu, hal itu
menyangkut keadaan seperti kondisi saat ada uang lebih.
Alihkan perhatian pada sesuatu yang
menyenangkan agar anak tidak bosan atau frustrasi selama menunggu. Berikan
aktivitas lain yang bisa membuatnya senang atau terhibur. Ini cukup membantu
dan juga ampuh dalam membuat anak terlatih untuk lebih bersabar.
Berikan pujian jika anak berhasil melewati
waktu untuk menunggu. Ini berguna karena pada umumnya Anak suka dengan pujian
dan karena itu dia bisa mengulangi tindakan yang sama untuk mendapat pujian
lagi atau dari orang lain. Seperti halnya dengan tertawa karena tindakannya
yang lucu.
Dan tentu saja hal yang tidak kalah penting adalah jadilah teladan baginya. Anak cenderung mengikuti perilaku
orang di sekitarnya terutama orangtua. Jadi berhati-hatilah terhadap kata-kata,
ucapan, juga bahasa tubuh yang Anda gunakan ketika harus menunggu sesuatu. Ubah
kekesalan, mengumpat, ngomel ketika menghadapi kemacetan lalu lintas dengan
bersikap santai.
Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melatih
kesabaran pada anak. Bisa juga disesuaikan dengan kepribadian dan karakter anak.
Penulis : Zakya Nur Azizah, Pemerhati dunia anak
Post a Comment