Pembentukan Akhlak Melalui Shalat Dhuha
Oleh : Juni Prasetya
Shalat Dhuha merupakan salah satu shalat sunnah yang dianjurkan
oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk dikerjakan. Waktu pelaksanaannya, dikerjakan ketika matahari sudah
terbit kira-kira sepenggal. Tidak sedikit dari kaum muslimin dan muslimat yang mengerjakan
salah satu sunnah ini. Bahkan dari kalangan anak-anak pun tak mau ketinggalan, karena
secara rutin mereka mengerjakan shalat dhuha di sekolah, tempat mereka belajar
dan menimba ilmu.
Namun, di samping shalat dhuha sebagai rutinitas anak-anak, ada
tujuan lain yang lebih penting yang tidak hanya sekedar rutinitas. Sebagai
gambaran saja, di SD Muhammadiyah Kalakijo, sebagian kelas sudah menerapkan
kurikulum 2013. Menurut pendapat para pakar pendidikan, tujuan pokok adanya
berbagai kebijakan tersebut adalah untuk membentuk pendidikan karakter atau
akhlak anak yang selama ini menjadi persoalan di ranah pendidikan Indonesia. Inilah
yang menjadi gagasan SD Muhammadiyah Kalakijo dalam membimbing anak-anak untuk
melaksanakan shalat dhuha secara berjama’ah yaitu membentuk akhlak anak melalui
shalat dhuha.
Berbeda dengan tahun ajaran sebelumnya, pelaksanaan shalat dhuha
mulai tahun ajaran baru ini dilakukan secara teratur, mulai dari teknis
pelaksanaan, absen siswa/siswi, dan sarana prasarana penunjang terlaksananya
shalat dhuha. Perubahan akhlak anak memang tidak secara langsung terjadi dan
dapat diamati, namun dengan membiasakan anak shalat dhuha akan memberikan
dampak positif bagi pertumbuhan aspek spiritual dan mental anak. Sebagaimana
hasil penelitian dari Imro’atul Latif Nikmaturrohmah yang berjudul Pembiasaan
shalat dhuha dalam pembinaan akhlak peserta didik di MTs al-Ghozali Panjerejo
Tulungagung menunjukkan bahwa pembiasaan shalat dhuha memberikan pengaruh positif
terhadap kepribadian anak. Di antara pengaruh positif tersebut ialah; Pertama,
shalat dhuha dapat membentuk akhlak anak terhadap Allah seperti meningkatkan
rasa syukur kepada Allah, meningkatkan keimanan, dan lebih memiliki sikap
tawakkal kepada Allah. Kedua, shalat dhuha juga membentuk akhlak anak terhadap
sesama seperti mempererat tali silaturahim atau persahabatan antar anak, selain
itu anak juga memiliki sikap sopan santun serta mampu mengontrol emosi karena hati
atau mental tenang setelah dibina dengan shalat dhuha.
Hasil penelitian tersebut setidaknya bisa menjadi wawasan kita bahwa
karakter atau akhlak yang selama ini menjadi permasalahan dalam dunia
pendidikan bisa teratasi hanya dengan menyisihkan sedikit waktu untuk melatih
dan membiasakan anak untuk shalat Dluha. Penting untuk kita ketahui, bahwa pembentukan
karakter atau akhlak sangat berbeda dengan pembentukan kecerdasan otak anak. Pembentukan
akhlak anak membutuhkan waktu yang cukup lama karena butuh pembiasaan. Belum lagi
banyak faktor-faktor yang menghambat seperti faktor lingkungan yang negatif,
faktor sosial-ekonomi yang kurang mendukung, bahkan faktor dari dalam. Sedangkan
pembentukan kecerdasan otak anak tidak membutuhkan waktu yang lama, biarpun
anak memiliki keterlambatan dalam berpikir. Karena keterlambatan dalam berpikir
sekalipun, ada banyak spesialisasi-spesialisasi yang siap membina dengan beragam
cara dan teknik.
Dengan demikian, salah satu cara dalam membentuk akhlak anak adalah
dengan membiasakan anak mengerjakan shalat Dluha. Bagi kita sebagai pendidik di
rumah maupun di sekolah, sudah seyogyanya kita memberi perhatian terhadap nasib
masa depan anak. Nasib yang penulis maksud bukan terkait dengan profesi anak
nantinya, namun lebih kepada nasib karakter atau akhlak anak ke depan. Jangan
sampai anak memiliki bakat dan prestasi yang baik, bahkan memuaskan namun
miskin karakter dan akhlak. Alangkah baiknya anak pada usia dini kita bekali
dengan wawasan dan praktik keagamaan seperti pembiasaan shalat Dluha sehingga dimensi
spiritualnya semakin matang dan menjadi fondasi dalam tumbuh-kembangnya. Bagaimanapun
akhlak atau karakter adalah asupan nomor satu yang dibutuhkan anak dan cara
yang mudah dan ringan serta murah untuk memberi asupan akhlak dan karakter
tersebut adalah membiasakan untuk beribadah, salah satunya shalat Dluha.
Penulis : Juni Prasetya, Guru PAI SD Muhammadiyah Kalakijo
Foto : SDIT Insan Mulia Bantul
Post a Comment