Suami Istri itu Saling Menyesuaikan



Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Pernikahan bukanlah tentang sosok paling ideal yang mendampingi kita, juga bukan siapa yang paling sesuai dengan diri kita, tetapi tentang kesediaan untuk senantiasa berusaha saling menyesuaikan diri. Dan tak ada yang lebih meringankan hati untuk saling menyesuaikan melebihi niatan meraih ridha Allah Ta’ala.

Ada yang bertanya, “Ustadz, ada nggak alasan yang lebih realistis selain ridha Allah agar pernikahan membahagiakan kedua belah pihak? Kalau ridha Allah kan semua pasti ingin ridha Allah.”

Ada berbagai ungkapan sejenis, semisal menganggap mencari ridha Allah Ta’ala sebagai alasan yang terlalu normatif. Tetapi yang normatif bukan berarti tidak realistis. Meniatkan segala sesuatu untuk mencari ridha Allah Ta’ala memang berat, tak selalu menjadi penggerak hati. Tetapi begitu dorongan untuk berbuat itu demi meraih ridha Allah Ta’ala, maka berbagai urusan akan terkena pengaruhnya. Urusan yang tampaknya berat terasa lebih ringan, bukan karena beban itu yang berkurang, tetapi karena kita tidak merisaukannya. Tidak pula menganggapnya sebagai beban.

Sangat berbeda antara ingin meraih ridha Allah dengan melakukan sesuatu demi meraih ridha Allah ‘Azza wa Jalla. Banyak orang menginginkan sesuatu, tetapi ia tidak menyertai dengan usaha dan kesungguhan niat. Ada yang berkata menikah karena ingin meraih ridha Allah ‘Azza wa Jalla daripada pacaran, tetapi setelah ditelusuri lebih jauh bukan itu yang mencari niat utamanya. Ia menikah semata karena tak bisa berpindah ke lain hati, sudah bosan pacaran, dan menikah sebagai pembuktian cinta. Maka bukan hal mengejutkan apabila awal menikah dihiasi dengan bulan madu. Tetapi tak lama sesudah itu berganti dengan bulan-bulan empedu.

Maka meluruskan niat sebelum menikah dan senantiasa berbenah menjaga tujuan, sangatlah berharga. Umur terus bertambah, masa muda semakin menjauh. Jika salah niat dalam memilih, eloknya paras akan mudah terkikis oleh usia yang secara pasti akan menua. Tetapi jika menikah bukanlah tentang wajah, lebih dari itu tentang tujuan yang lebih berharga, bertambahnya usia semakin menambah kematangan pribadi.

Ibu dari anak-anak saya, 20 tahun lalu masih lincah berlari. Sekarang ia memakai tongkat sesudah kecelakaan tempo hari, tetapi ini mengingatkan tentang betapa banyak yang telah ia perbuat untuk kebaikan anak-anak.

Niat... Tampaknya sepele, tapi sangat menentukan...

Penulis : Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting
Powered by Blogger.
close