Asyiknya Berkisah



Oleh : Suhartono

Berkisah memiliki begitu banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak. Walaupun orangtua sibuk dan kelelahan karena tekanan pekerjaan demi kebutuhan hidup, sebaiknya tetap harus menyisihkan waktu untuk membacakan kisah bagi buah hati tercinta. Berkisah adalah salah satu cara mendapatkan waktu santai bersama antara orangtua dan anak.

Anak yang sering dibacakan cerita oleh orangtuanya akan dengan mudah tumbuh menjadi individu yang gemar membaca, hal yang sangat dibutuhkan untuk menjadi manusia yang sukses. Knowledge is power, dan membaca adalah salah satu cara hebat untuk menambah pengetahuan.
 
Membacakan buku tidak sama dengan mendongeng, walaupun seringkali pada pelaksanaannya mirip jika orangtua sudah cukup ahli membaca cerita dengan gaya pengkisah. Membacakan cerita dengan bahasa buku dapat memperkaya kemampuan verbal anak, seperti menyusun kata dalam kalimat, memperkaya perbendaharaan kata dan terbiasa mendengar susunan kalimat yang terstruktur) dibanding bahasa sehari-hari.

Sebelum membacakan cerita untuk anak, orangtua harus mencarikan buku yang baik, yaitu yang mengandung pengetahuan dan sarat pesan moral. Pilih buku sesuai usia anak. Libatkan anak saat membeli atau memilih buku yang ingin dibaca.

Jangan mematahkan pertanyaan anak ketika kita membacakan cerita, bahkan kita harus menstimulasi anak untuk bertanya. Ini merupakan cara melatih anak berpikir kritis dan analitis, kebiasaan bepikir saat dibacakan cerita disebut ‘think aloud’. Dengan selalu menjawab pertanyaan anak saat dibacakan cerita dan memuaskan rasa ingin tahu mereka akan membangun persepsi buku adalah sumber pengetahuan, tempat menemukan hal baru yang belum mereka tahu. Untuk itu biasakan melakukan pra baca, sebelum membacakan buku apapun untuk mengantisipasi kemungkinan pertanyaan dan mencari celah untuk melontarkan stimulasi.

Jangan berkecil hati dan merasa dinilai anak jika orangtua belum mampu membaca cerita dengan gaya pengkisah profesional. Anak akan lebih menghargai waktu anda yang mereka terima, setelah seharian sibuk bekerja mencari nafkah.

Kebersamaan yang menyenangkan saat orangtua membacakan cerita akan membangun asosiasi di pikiran anak bahwa membaca itu menyenangkan. Banyak hal baru yang mereka temukan sehingga terbentuk satu rasa dari buku diperoleh hal indah dan menyenangkan sehingga tumbuh rasa cinta pada buku. Anak memperoleh ‘reading role model’ dari orangtuanya sendiri. 

 Tips membacakan kisah pada anak

  • Bacakan dengan artikulasi yang jelas dan suara lantang. Karena selain mendengarkan cerita, si anak juga bisa sambil belajar mengucapkan kata-kata yang benar dan bisa menangkap makna cerita dengan tepat.
  • Intonasi yang tepat, bacakan cerita menggunakan nada bicara yang benar. Misalnya saja, saat sampai di adegan si tokoh dalam buku sedang berteriak, ucapkan dengan nada tinggi, jangan dengan nada datar.
  • Ekspresi yang sesuai. Pasang mimik wajah senang jika si tokoh di dalam buku sedang bahagia, atau wajah sedih, marah, kecewa, kesal sesuai adegan cerita.
  • Dramatisasi, anda boleh berakting dan menyelipkan sebuah drama saat membacakan buku cerita agar anak lebih bersemangat mendengarkan.
  • Beri kesempatan si anak bertanya. Jangan kesal saat si anak memotong cerita yang Anda bacakan untuk bertanya. Hal ini justru bagus, karena berarti si anak menyimak dengan baik jalan cerita. Menanyakan sesuatu tentang isi buku, adalah tanda bahwa si anak sedang mencoba menginterpretasikan cerita dalam imajinasinya.
  • Menjelang tidur adalah waktu paling tepat untuk membacakan cerita. Karena tubuh dan pikiran anak maupun orangtua sama-sama rileks. Atau, Anda bisa membacakan cerita di mobil saat mengantar sekolah 

 Penulis : Suhartono, Pemerhati dunia anak
 Foto : Sahabat Al-Aqsha
Powered by Blogger.
close