Ayah, Sang Inspirator Keluarga



Oleh : Romi Padli

Di era digital nan modern ini kita harus waspada terhadap apa yang mempengaruhi karakter dalam pembentukan anak dan perkembangannya. Memang tidak mudah untuk memberikan teladan yang baikkepada anak-anak kita, apalagi teladan yang kita berikan seringkali mental menjadi muntahan-muntahan sikapacuh tak acuh kepada kita.

Saya teringat seorang anak muda yang bisa kita jadikan teladan dalam kehidupan kita. Sebut saja Hisyam, seorang anak muda keturunan melayu tuayang tinggal di sebuah pelosok desa. Orangtuanya mempunyai harta yang melimpah. Kala itu, tanah, ladang dan hewan ternak merupakan simbol kesuksesan. Ayah Hisyam selalu mengajarkan arti kebersamaan dalam keluarga. Setiap kali tiba waktu sholat, ayah-nya selalu mengajak untuk beribadah secara berjamaah. Di manapun mereka berada, kebersamaan akan menjadikan keluarga ini sebagai kebahagian yang tak ternilai harganya.

Jika mereka sedang berada di sebuah kebun maka ayahnya akan mencari tempat yang lapang untuk melaksanakan sholat berjamaah. Jika berada di sawah, ayahnya akan membuatkan tempat ibadah kecil nan sederhana yang cukup untuk mereka dan keluarganya.

Namun apabila di rumah, maka ayahnya akan segera bergegas untuk mengajaknya selalu pergi ke masjid terdekat yang ada di kampungnya. Ayah Hisyam selalu meluangkan waktu untuk memberikan pelajaran kepada anak-anaknya. Suasana ibadah ini dimanfaatkan oleh ayahnya untuk belajar Al Quran serta aktivitas menyenangkan lainnya.

Ya, keluarga adalah harta yang paling indah yang sering kali kita lupakan. Tanpa kita sadari, betapa banyak orang yang kaya namun kehilangan harta yang berharga dalam kehidupan mereka yaitu kebersamaan dalam keluarga.

Ayah Hisyam adalah sosok seorang pekerja keras, tak kenal lelah, pantang menyerah, gigih dan selalu menjadikan kegiatannya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala,  itulah kunci kesuksesan yang di berikan oleh Ayahnya kepada Hisyam dan saudaranya.

Pada usia sekolah inilah pendidikan karakter mandiri dimulai. Hisyam kecil diajarkan ayahnya bertani, menanam sayuran, memelihara hewan ternak, mencari ikan di sungai, serta mengajarkan Hisyam bagaimana mengolala bahan makanan tersebut untuk bisa dimasak.

Namun hal yang paling indah yang selalu diingat oleh Hisyam adalah segala kegiatan tersebut di awali dengan berdoa. Kegigihan seorang ayah kepada anaknya akan membawa dampak yang positif bagi karakter keluarganya. Apalagi seorang  Ayah yang sadar bahwa anak adalah amanah titipan dari Allah,ia akan berssungguh-sungguh dalam mendidik dan membimbing mereka.

Seorang ayah yang sholeh ia akan sadar bahwa anak-anaknya kelak akan menjadi wasilah dan jalan menuju masuk surga. Hisyam kecil kini sudah menjadi seorang yang dijadikan teladan dalam keluarga, menjadi penasehat dalam masyarakat, menjadi tokoh yang memperjuangkan kehidupan yang lebih mandiri dalam setiap sendi-sendi kehidupan.

Kehidupan memang selalu memberikan subuah kenangan berharga bagi pelakunya.Keluarga adalah harta yang paling indah, keluarga adalah sebuah istana yang tak bisa digantikan dengan kebahagian emas dan permata.

Kepribadian dan karakter seorang anak akan tercipta dalam suasana keluarga yang harmonis dan mandiri, bukankah rasul mencotohkan kepada kita. Jika beliau selesai sholat berjamaah di masjid maka beliau akan segera pulang kerumah untuk membantu pekerjaan istrinya.

Begitupun juga ayah yang sholeh, ayah yang soleh akan sadar bahwa ia mempunyai harta yang berharga di rumah. Ayah yang soleh akan segera pulang kerumahsetelah selesai sholat berjamaah di masjid guna membantu keperluan keluarganya.

Mencuci pakaian, membersihkan rumah bahkan memasak adalah bentuk pertolongan yang dapat kita berikan kepada keluarga. Dan hal ini akan menjadi dampak yang positf dalam membentuk karakter bagi anak-anak kita.

Begitupun juga dengan kehidupan yang mandiri dari seorang ayah, kehidupan yang mandiri merupakan hal yang fositif dalam membina sebuah keluarga sebagai tauladan tanpa kata-kata.

Dan tak lupa juga ayah yang sholeh selalu mendoakan anak dan keluarganya. Sebagai benteng dan  tameng bagi seorang muslim. Ayah yang sholeh akan selalu mendoakan anak-anaknya tanpa letih dan lelah, tanpa malas dan putus asa. Untuk menghadapi dan mewaspadai kehidupan modern ini.

Penulis : Romi Padli, Guru SDIT Hidayatullah Yogyakarta
Powered by Blogger.
close