Berbuat Baik Pada Tetangga


Oleh : Galih Setiawan

Tetangga adalah orang pertama yang merasakan kehadiran kita. Kebaikan atau keburukan kita, pastilah tetangga adalah orang pertama yang mengetahui. Karena itu, akhlak kepada tetangga begitu ditekankan dalam syariat Islam, Tetangga bisa saja orang yang pintu rumahnya paling dekat dengan kita atau orang yang jauh rumahnya dengan kita, tetapi paling banyak tahu dengan kondisi-kondisi keseharian kita. Dalam syariat Islam, memenuhi hak tetangga karena kedekatan pintu rumah lebih diutamakan ketimbang yang jauh.

Dari Aisyah, dia berkata: "Wahai Rasulullah, saya memiliki dua tetangga, lalu manakah yang lebih aku beri hadiah terlebih dahulu?'' Beliau menjawab: "Yang lebih dekat dengan pintu rumahmu.'' (HR Bukhari-5561).

Amat sangat pentingnya memiliakan tetangga, sampai-sampai Jibril mewasiatkan secara khusus tentang hal itu. Dari Aisyah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris.'' (HR Bukhari-5555)

Islam mengajarkan kita untuk tidak apatis pada kondisi tetangga. Islam mengajarkan kita agar mempedulikan dan memperhatikan tetangga sekitar meski hanya dengan hal-hal yang kecil. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dan lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kaki kambing.'' (HR Bukhari-5558). Hadits ini mengajarkan pada kita agar tidak meremehkan pemberian sekecil apapun pada tetangga. Sekecil apa pun pemberian untuk menunjukkan perhatian dan kebersamaan sosial tidak boleh dianggap ringan walaupun pemberian itu hanya sekadar semangkuk sop yang kita masak. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak sayur, maka perbanyaklah airnya dan berikanlah ke tetanggamu,” (HR Muslim)

Hadits ini sepertinya sudah cukup jarang dipraktekkan di dalam kehidupan kita. Ketika seseorang memasak makanan, jarang ia teringat pada tetangganya. Ia hanya menyiapkan makanan tersebut untuk dirinya dan keluarganya. Padahal saling memberi makanan adalah salah satu adab dalam bertetangga, yang tentunya bisa membuat hubungan dengan tetangga jadi semakin dekat dan akrab.

Berbuat baik kepada tetangga juga menjadi perhatian serius dalam ajaran Islam. Perhatikan firman Allah Taala:

“…Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,.” (An-Nisa:36)

Islam menetapkan bahwa siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah mengganggu tetangganya. Islam juga menegaskan betapa berdosanya seseorang yang tetangganya tak merasa aman dari gangguannya. Dari Abu Syuraih bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.'' Ditanyakan kepada beliau: "Siapa yang tidak beriman wahai Rasulullah?'' Beliau bersabda: "Yaitu, orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya.'' (HR Bukhari-5557)

Islam juga menganjurkan untuk memberikan kelapangan bagi tetangga dan memperhatikan hal-hal kecil yang menjadi kebutuhan tetangga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seseorang melarang tetangganya untuk menyandarkan kayunya di dinding rumahnya.'' Kemudian, Abu Hurairah RA berkata: "Jangan sampai aku lihat kalian menolak ketentuan hukum ini. Demi Allah, kalau sampai terjadi, akan aku lempar kayu-kayu itu menimpa pundak-pundak kalian.'' (HR Bukhari-2283).

Penulis : Galih Setiawan, Redaksi Majalah Fahma
Powered by Blogger.
close