Dimerdekakan Karena Memberi Makan Anjing
Oleh : Nur Fitriyana
Imam Ibnu Qudamah, dalam kitabnya
Mukhtashor Minhajuil Qoshidin mengisahkan seorang budak yang melakukan amalan
yang menakjubkan. Kisah ini berawal ketika sahabat Rasulullah, Abdullah bin
Jafar melakukan suatu perjalanan. Ketika sampai di sebuah kebun kurma, Abdullah
bin Ja’far berhenti untuk beristirahat.
Tak jauh darinya, ia melihat ada
seorang budak belia yang sedang menjaga kebun kurma. Si budak rupanya juga
sedang beristirahat sambil membuka bekal makanannya berupa tiga potong makanan.
Tiba-tiba, seekor anjing datang
menghampirinya sambil mengonggong dan menjulurkan lidahnya. Anjing tersebut
sepertinya kelaparan dan meminta bekal makanan yang dibawa budak tersebut. Budak
itu pun melemparkan sepotong makanannya ke arah anjing. Anjing tersebut pun
lalu memakannya dengan lahap hingga habis tak tersisa. Namun ternyata si anjing
masih menggonggong lapar. Dilemparnya lagi sepotong makanan ke arah si anjing.
Dan meski sudah mendapat dua potong, si anjing masih saja menggonggong lapar.
Si budak pun melemparkan lagi
makanannya untuk ketiga kalinya dan anjing itu kembali memakannya. Akhirnya, habislah
semua bekal makanannya. Abdullah bin Jafar yang melihat hal itu sangat heran dan
kagum, karena si hamba telah memberikan semua makanannya kepada anjing itu. Dia
pun menghampiri si budak, lalu berkata,“Wahai anak muda, berapa banyakkah bekal
makananmu sehari di tempat ini?”
“Tiga potong saja, dan semuanya
telah dimakan oleh anjing tadi,” jawabnya.
Abdullah bertanya, “Mengapa engkau
berikan semua kepada anjing itu? Dan apa yang akan engkau makan?”
Ia menjawab, “Wahai tuan, tempat
ini bukanlah kawasan anjing. Jadi, aku yakin dia datang dari tempat yang jauh,
dan tentu dia sangat lapar. Sedang aku sendiri, biarlah aku tidak makan hari
ini.”
Abdullah kagum dengan kemuliaan si
budak itu. Akhirnya, Abdullah bin Jafar membeli kebun kurma dan budak itu dari
tuannya. Kemudian dia memerdekakan si hamba, dan kebun kurma itu diberikan
kepadanya. Setelah itu, dia pergi meninggalkan tempat itu untuk meneruskan
perjalanannya.
Masya Allah, kisah di atas
mengajarkan agar kita bahwa sebagai seorang muslim kita menyadari semua hewan
merupakan makhluk Allah yang harus dihormati. Karena itu, kita menyayanginya
sebagaimana Allah menyayangi hewan yang menciptakannya.
Menyayangi binatang merupakan
bagian dari perintah agama yang harus kita realisasikan dalam keseharian kita.
Ketika kita menyayangi binatang, maka Allah akan memberikan pahala dan
pengampunan dosa. Seperti yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits, “Seorang
laki-laki berjalan dalam keadaan sangat kehausan, kemudian ia turun ke salah
satu sumur, dan meminum airnya. Ketika ia keluar dari sumur, ia melihat seekor anjing
yang tampak sangat kehausan dengan hanya menjilati tanah.”
“Ia berkata, ‘Sungguh anjing ini
telah sampai pada kondisi yang aku juga sepertinya.’ Laki-laki itu lantas
memenuhi sepatunya dengan air, menahannya dengan mulutnya, kemudian naik dan
memberikan airnya kepada anjing tersebut. Ia bersyukur kepada Allah, dan Allah
pun mengampuni dosa-dosanya.” (HR Bukhari).
Mari kita sayangi hewan yang ada di
sekeliling kita sebagai wujud dari ketaatan kita kepada Allah dan menebarkan
kasih sayang kepada segenap makhluk-Nya. Wallahu a’lam.
Penulis : Nur Fitriyana,
Pemerhati dunia anak
Post a Comment