Pelajaran Menghormati Tetangga dalam Kurikulum Tersembunyi


Oleh : Drs. Slamet Waltoyo

Kalau menghormati tetanggga bukan termasuk sendi dari kehidupan, tentu Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak menjadikan menghormati tetangga sebagai bagian dari ciri yang menandakan seorang mukmin. Baiknya tetangga kepada kita adalah cerminan kita dalam bertetanggan. Maka betapa pentingnya memberikan pendidikan menghormati tetangga meskipun kurikulumnya hanya dibawah tangan.

Baru terasa. Perasaan sedih dialami oleh orangtua ketika anaknya yang sudah kuliah, atau bahkan lulus kuliah. Ia tidak keluar dari kamarnya, atau berusaha mencari kesibukan tugas kuliahnya ketika Ahad pagi ini ada pengumuman dari Pak RT. Pengumuman agar bapak-bapak dan remaja putra bergotong royong memperbaiki jalan masuk dusun.

Bukan karena si anak tidak mau bekerja. Tetapi berat melangkahkan kaki menuju tempat gotong royong untuk menyatu dengan tetangga. Canggung karena tidak kenal dengan tetangga. Mengenal tetangga, kemudian mengetahui kondisi tetangga, baru bisa menghormati tetangga dengan baik.

Di sekolah full day, waktu anak banyak dihabiskan di sekolah. Maka menjadi kewajiban bagi pengelola sekolah melatih anak agar bisa memahami tetangga dan menghormatinya. Siapakah yang kita golongkan sebagai tetangga bagi anak? Ada tetangga kelas, ada tetangga sekolah, ada tetangga sekitar sekolah, dan ada tetangga di rumah.

Menghormati tetangga kelas. Apabila di kelas tetangga sedang berlangsung kegiatan belajar maka kita tidak boleh mengganggu. Misalnya dengan membuat keributan di luar kelas. Dengan senang hati meminjamkan alat kebersihan atau alat tulis kelas. Hal demikian dapat dimasukkan dalam aturan kelas.

Menghormati tetangga sekolah. Sekolah yang berdekatan wilayahnya biasanya tergabung dalam satu gugus. Ini adalah wilayah pembinaan. Alangkah baiknya jika dalam pengembangannya ada kegiatan bersama dan saling kunjung antar murid dalam satu gugus. Dengan dasar kegiatan yang saling menghormati maka akan terjadi saling berbagi dan mengembangkan potensi.

Menghormati tetangga sekitar sekolah. Sekolah adalah masyarakat kecil, bagian dari masyarakat yang lebih luas. Masyarakat di sekitar sekolah adalah tetangga. Tetangga yang harus dihormati, jangan hanya sekolah yang selalu meminta  dimengerti.

Penghormatan dalam bentuk kepedulian terhadap tetangga sekitar sekolah sangat penting. Karena akan menumbuhkan kepedulian masyarakat sekitar terhadap sekolah. Betapa untungnya bagi sekolah jika masyarakat sekitar ikut menjaga keamanan dan keberlangsungan kegiatannya.
Betapa banyak sekolah yang harus membangun tembok tinggi sebagai pagar keliling. Inipun belum menjamin keamanan “serangan” dari luar. Betapa indahnya jika di suatu siang ada anggota masyarakat sekitar sekolah yang menyampaikan kepada guru piket, bahwa tadi ada anak murid yang keluar dari lingkungan sekolah. “ Sepertinya dia keluar belum izin Bu, Saya takut terjadi apa-apa dengan anak itu” kata tetangga sekolah mengakhiri laporannya.

Kepedulian seperti apa yang bisa diajarkan kepada murid? Melibatkan dan mengutamakan tetangga dalam beberapa kegiatan sekolah. Antara lain; diutamakan dalan kerjasama mengisi kantin sekolah. Memberi kesempatan lebih luas kepada tetangga untuk memasukkan putra putrinya belajar di sekolah tersebut. Mengajak dan membagikan daging kurban dalam perayaan Idul Adha. Dan banyak hal lagi kepedulian yang bisa diberikan, dengan sebanyak mungkin melibatkan murid sebagai bentuk pendidikan akhlaq.

Menghormati tetangga di rumah. Ini sangat penting. Maka meskipun menjadi porsi Orang tua di rumah, akan lebih baik jika guru di sekolah juga mengambil peran. Misalnya guru memberi PR dalam bentuk tugas yang melibatkan tetangga. Tugas dengan mengunjungi tetangga. Pointnya bukan sekedar memanfaatkan tetangga sebagai sumber belajar. Tetapi ada kurikulum yang tersembunyi, yaitu menghormati tetangga. Dalam bentuk yang sudah di desain oleh guru.

Penulis : Drs. Slamet Waltoyo, Kepala Sekolah Swasta di Kabupaten Sleman
Powered by Blogger.
close