Agar Anak Cinta Allah

Oleh : Imam Nawawi
 
Usai bercengkeram, bercerita ringan, dengan keluarga saya membaca buku karya Dr Ali Qoimi, judulnya Mengajarkan Keberanian dan Kejujuran pada Anak.

Setelah membuka lembar demi lembar, tepat pada halaman 63 saya terhenti.Ada satu poin yang menarik untuk kemudian saya renungkan dan saat ini bagikan untuk teman-teman melalui blog ini.
Yakni soal mengajari anak tentang bagaimana mencintai Allah.

Kita harus berusaha agar anak mencintai Allah. Ini penting, karena unttuk memastikan bahwa anak kita paham dan siap mentaati hukum-hukum Allah subhanahu wa ta’ala.

Agar tujuan itu tercapai maka orang tua mesti menyampaikan dan memahamkan kepada anak-anaknya bahwa Allah Maha Sayang dan Maha Pemurah dan semua itu jauh melampaui rasa sayang dan kemurahan orang tua.

Bahkan lebih jauh, perlu ditanamkan dalam benak anak dan pikirannya bahwa Allah mencintainya serta menginginkan dirinya besar dan tumbuh menjadi pribadi yang mulia, bahagia dan terhormat.
Tak lama setelah membaca buku itu, anak pertama sempat salah paham dengan anak ketiga.

Anak ketiga langsung memukul anak pertama. Saya langsung terapkan saja penjelasan di atas.
“Ingat Allah Maha Penyayang, kok kita mau jadi mahapemukul,” ucapku yang langsung membuat keduanya tersenyum dan kembali rukun.

Oleh karena itu ketika anak berumur 6 tahun DR Qoimi menyarankan agar orang tua banyak berbincang tentang kasih sayang, pertolongan, kelembutan dan kemuliaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang tua perlu melakukan ini meskipun dengan kisah-kisah ringan. Sebab jangan diremehkan kisah dan pembicaraan orang tua tentang Allah, seringan atau sesederhana apapun amat berpengaruh dalam pikiran anak. Inilah yang ke depannya akan membentuk kesadaran mereka serta cara berpikir mereka dalam menyikapi perkembangan zaman.

Langkah selanjutnya adalah mendorong agar anak-anak kita mengetahui dan mencintai orang orang yang dekat dengan Allah. Ini bisa saja dilakukan di antaranya dengan memperkenalkan ulama-ulama yang teguh membela nilai-nilai Islam.

Di sisi lain juga bisa dengan membacakan riwayat para ulama terdahulu hingga muncul satu keinginan di dalam diri anak untuk menjadi orang yang bisa menolong agama Allah dengan ilmu dan kekuatan yang kelak mereka miliki.

Ini juga sangat penting mengingat secara psikologis seorang anak amat menyukai orang-orang yang dapat membuatnya terkagum-kagum. Misal para pahlawan yang gagah berani.

Bila kita dapat menyajikan gambaran yang jelas tentang keagungan dan lika-liku perjuangan mereka dengan apa adanya, lewat bahasa yang mudah dikunyah oleh pemahaman anak, niscaya secara psikologis anak akan mengikuti dan mencintai mereka, sekaligus mendorongnya mengajak teman-temannya agar mau bersama-sama mengikuti sejarah dan perjuangan mereka.

Bagi saya rekomendasi ini merupakan satu hal yang sangat baik untuk kita terapkan di dalam mendidik anak-anak.

Karena bagaimanapun sebuah ketaatan tidak akan tumbuh kecuali dari suatu pemahaman yang bersumber dari pengetahuan yang kuat yang pada akhirnya juga menguatkan keimanan dan ketaqwaan anak kepada Allah Ta’ala.

Penulis : Imam Nawawi, Pemimpin Redaksi Majalah Mulia 
Sumber : www.abuilmia.wordpress.com
Powered by Blogger.
close