Berbahagialah Dikarunia Anak Perempuan!


Oleh: Irwan Nuryana Kurniawan

Termasuk sikap dan perilaku buruk, jahiliyah yang dicela Allah Taala apabila seseorang menjadi bersedih, marah, dan sejenisnya begitu mengetahui kehamilan/kelahiran anak perempuan (QS An-Nahl:58-59; QS Az-Zukhruf:17). 

Merupakan suatu keburukan jika tidak suka memiliki anak perempuan dan akan mendapatkan murka Allah Azza wa Jalla karena sikap dan perilaku tersebut menunjukkan yang bersangkutan tidak suka terhadap apa yang diridhai —Nya dan terhadap apa yang Allah Taala karuniakan kepadanya.
Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Subhanahu Wa Taala, “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptkan apa yang Dia kehendaki. Dia memberi anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan keduanya, laki-laki dan perempuan, kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS Asy-Syura:50).

Allah Azza Wa Jalla meletakan kemuliaan manusia bukan pada jenis kelamin, suku, bangsa, tapi pada ketakwaannya (QS Al Hujurarat:13). Secara lebih rinci Allah Subhanahu Wa Taala menegaskan dalam firmannya kriteria orang-orang yang memiliki derajat mulia, “Sungguh, laki-laki dan perempuan Muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab:35).

Selain itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan keutamaan, keuntungan, kelebihan jika dikarunia anak perempuan. Mulai dari menjadi penghalang bagi dirinya dari neraka (HR Imam Ahmad) bagi siapa yang diuji dengan sesuatu yang berasal dari anak perempuannya, sampai pada hari kiamat akan datang bersama Rasulullah seperti dua jari yang digabungkan (HR Muslim) bagi siapa yang merawat (membiayai, medidik, serta yang semacamnya) dua orang anak perempuan hingga dewasa (keduanya menikah).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,” Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan, lalu dia bersabar dalam membiayai dan menanggung kesusahan mereka, maka dia masuk surga.” (HR Iman Ahmad, Al Hakim, Ibnu Abi Syaibah, dan Ath-Thabrani). 

Dalam riwayat lain, Abu Hurairah radhiyallahuanhu (r.a) lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika mempunyai dua anak perempuan juga masuk surga?” Beliau menjawab, “Juga dua orang anak perempuan.” Abu Hurairah r.a bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah jika mempunyai satu anak perempuan juga masuk surga?” Beliau menjawab, “Jika mempunyai seorang anak perempuan juga.” (HR Al Baihaqi, Abu Nuaim, dan Al-Kharaithy).

Seorang anak yang terlahir di atas fitrah ini siap menerima segala kebaikan dan keburukan. Sehingga dia membutuhkan pengajaran, pendidikan adab, serta pengarahan yang benar dan lurus di atas jalan Islam. Maka hendaknya kita berhati-hati agar tidak melalaikan anak perempuan. Jangan sampai dia tidak mengerti urusan agama maupun dunianya. 

Sesungguhnya pada diri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ada teladan yang baik bagi kita. (Al-Intishar li Huquqil Mukminat, hal. 25) Bahkan ketika anak perempuan ini telah dewasa, orangtua selayaknya tetap memberikan pengarahan dan nasehat yang baik. Ini dapat kita lihat dari kehidupan seseorang yang terbaik setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, dalam peristiwa turunnya ayat tayammum.

Inilah di antara pemuliaan Islam terhadap keberadaan anak perempuan. Tidak ada penyia-nyiaan, tidak ada peremehan dan penghinaan. Bahkan diberi kecukupan, dilimpahi kasih sayang diiringi pendidikan yang baik, agar kelak memberikan manfaat bagi kedua orangtuanya di negeri yang kekal abadi. 

Wallahu taala alamu bish-shawab.||
Powered by Blogger.
close