Keterampilan Membaca



Oleh: Salim Abu Hanan

Kondisi yang sangat memprihatinkan di kalangan pelajar saat ini adalah beratnya pekerjaan membaca. Membaca yang seharusnya menjadi kebutuhan bahkan hobi, dilihat sebagai pekerjaan yang memberatkan.

Meskipun di setiap kelas dipasang slogan “Buku adalah Jendela Dunia” , “Buku adalah Jendela Ilmu” Tentu tidak bisa menikmati dunia jika jendelanya tidak pernah dibuka. Akibat dari ini proses pembelajaran di kelas tidak berjalan lancar dan hasil ulangan tertulis (nilai) selalu tidak memuaskan.

Kondisi ini terjadi karena dua hal. Pertama, di sekolah anak tidak disiapkan benar-benar untuk  menjadi pembaca yang baik. Seringkali anak belum mendapatkan pelajaran membaca yang cukup tetapi sudah dijejali dengan bacaan-bacaan pengetahuan. Bagi anak ini adalah hal yang amat memberatkan. Dari sini anak sudah mendapatkan kesan bahwa membaca adalah pekerjaan yang berat.

Kedua, banyaknya tayangan bergerak yang bisa dinikmati oleh anak dengan pasif. Mudahnya anak menikmati tontonan dari tv dan internet. Tanpa anak membaca sudah mendapatkan banyak hal, sudah bisa kemana mana. Sedangkan membaca harus mengeluarkan energi dan memerlukan banyak waktu.

Bagaimana agar anak dapat membaca dengan cepat dan  memahami maksudnya? Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajarkan keterampilan membaca.

Di usia lebih kurang tujuh tahun anak mulai diajari ketrampilan membaca. Perlu pembahasan panjang untuk tema ini.

Beberapa pendekatan utama untuk belajar membaca adalah; pendekatan fonik, pendekatan bahasa-utuh, dan pendekatan kolaboratif.

Setelah memiliki keterampilan membaca, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri. Kondisi mental dan fisik perlu disiapkan sebelum membaca. Ini hal yang penting untuk menjadi pembaca hebat. Untuk ini, luangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran. Tutup mata tarik nafas panjang, biarkan tubuh dalam kondisi rileks sambil membayangkan kita berada di suatu tempat yang sangat tenang dan sejuk. Pusatkan  seluruh perhatian di tempat itu. Sambil tetap memejamkan mata, meski bola mata tertutup kelopak mata, lihatlah, dengarkan dan rasakan tempat yang tenang dan sejuk ini. Ketika membuka mata, kondisi sudah santai rileks. Lihat ke atas dan gerakkan mata ke arah buku dan mulailah membaca.

Selanjutnya, minimalkan gangguan. Bukan hanya dalam bayangan mental, carilah tempat yang terang dan tenang. Ciptakan suasana kelas atau ruang baca yang tenang dengan pencahayaan yang cukup. Bebaskan dari suara yang mengundang perhatian. Jika sepakat, alunan musik dapat membantu, dengan tempo yang tinggi akan membantu menyemangati. Tetapi  tidak semua anak sepakat.

Duduklah dengan sikap tegak. Ukuran meja dan kursi amat penting untuk bisa memposisikan sikap duduk dengan tegak dan nyaman. Duduk dibagian depan kursi, ratakan telapak kaki diatas lantai dan bukalah buku di atas meja. Gunakan jari atau benda lain sebagai penunjuk. Mata secara alamiah akan mengikuti benda yang bergerak, maka akan sangat membantu jika ada penunjuk yang bisa diikuti mata. Saat   mata harus bergerak ke baris atau halaman berikutnya, segera terarah pada penunjuk yang diikuti. Gunakan jari untuk menggarisbawahi setiap baris yang dibaca. Doronglah mata dengan capat menyusuri bahan bacaan dengan menggerakkan jari sedikit lebih cepat dari kecepatan membaca selama ini. Terus bertahan jangan berhenti atau mengulang.

Sebelum membaca lihatlah sekilas bahan bacaan. Seolah-olah sedang melihat lihat barang di etalase toko sebelum membeli. Periksalah daftar isi, judul-judul bab, huruf-huruf yang dicetak tebal atau dicetak miring, grafik dan gambar-gambar, dan berbagai hal yang tampak menonjol dari lainnya. dengan sedikit persiapan ini kita akan tahu apa yang dapat diharapkan dan pikiran kita akan mendapatkan gagasan-gagasan.||

Penulis: Salim Abu Hanan. Pimpinan Madin Saqura Sleman
Powered by Blogger.
close