Proporsional dalam Berkomunikasi



Oleh: Yulias Fita Ari Antika, S.Pd

Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Komunikasi yang baik mampu membangun suasana nyaman dan tidak akan menimbulkan salah paham, selain itu maksud pembicaraan akan tersampaikan dengan baik.

Dalam lingkungan sekolah pun demikian, terutama saat pembelajaran di kelas. interaksi antara guru dan murid tidak bisa dihindari di waktu-waktu efektif pembelajaran.

Berawal dari komunikasi yang baik tentu akan melahirkan interaksi yang baik pula. Jika guru sama sekali tak pernah mau berkomunikasi dengan murid di luar jam pelajaran dan selalu nampak kaku dengan murid tentu interaksi di antara keduanya tak akan terjalin dengan baik.

Meski begitu, berkomunikasi dengan murid juga harus memperhatikan beberapa hal, harus proporsional, agar sedekat dan sehangat apa pun komunikasi dengan murid tetap ada batasan dan rasa hormat di dalamnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: Pertama, komunikasi saat mengajar. Saat mengajar guru bisa menyampaikan berbagai hal kepada murid, memberikan teladan dan nasehat dengan bercerita atau dengan cara yang lain. Saat-saat seperti ini terkadang jika sudah teralu akrab dengan murid maka seperti tak ada batas antara keduanya. Murid bisa saja berbuat dan berkata sesukanya karna sudah merasa dekat dengan sang guru. Jika hal seperti ini sudah terjadi guru perlu memberikan sedikit ketegasan dan batasan. Jika anak sudah terlanjur sulit untuk dikendalikan guru perlu memberi sedikit jarak dengan murid. Perlu ditarik ulur antara dekat dan memberi jarak.

Kedua, komunikasi di luar jam mengajar. Selain saat jam mengajar, di luar jam mengajar pun tentu akan terjadi interaksi dengan murid, entah bertemu di perpustakaan, di kantor, di koperasi atau pun di jalan. Jika di luar jam mengajar murid biasanya akan membicarakan hal di luar pelajaran, entah menanyakan tentang pribadi atau kehidupan sang guru atau bisa juga menceritakan tentang diri mereka. Jika sudah seperti ini suasana bisa menjadi benar-benar cair, tak ingat lagi mana guru mana murid. Dan kembali seperti poin di atas, guru perlu memberi jarak jika diperlukan. Sesekali perlu juga menanggapi dan berkomentar.

Ketiga, komunikasi di luar sekolah. Poin ini menjadi poin, yang menurut penulis, benar-benar harus disikapi dengan proporsional. Di zaman sekarang ini disaat teknologi semakin canggih, anak-anak yang masih kecil pun sudah bisa mengoperasikan benda imut bernama handphone (HP), atau yang sekarang sedang marak digunakan, Android. Tak terkecuali anak SD. Ada beberapa di antara mereka yang sudah memiliki HP sendiri. Selain itu media sosial juga turut berperan, dengan adanya kedua hal ini jika guru tak bisa membawa diri salah-salah bisa membuat wibawanya di mata murid menjadi turun. Bagaimana bisa? Dengan adanya HP murid bisa saja mengirim pesan untuk gurunya, tanpa harus bertemu langsung dan berbicara langsung. Juga media sosial, apa pun yang guru bagikan di media sosial murid akan bisa melihatnya, apalagi jika murid juga memiliki media sosial yang sama. Jika yang guru bagikan adalah hal yang bernilai positif dan bagus untuk dicontoh maka tidak masalah, tapi lain ceritanya jika yang dibagikan adalah hal yang sebaliknya. Dan dengan sarana pesan yang ada disetiap media sosial murid bisa menghubungi guru kapan saja. Komunikasi yang terjadi bisa menjadi sangat dekat dan tanpa batas.

Apa pun interaksi dan komunikasi yang dijalin dengan murid semua harus membawa efek positif, adakalanya dekat dengan murid memang sangat diperlukan, namun membatasi jarak juga kadang dibutuhkan, untuk menjaga wibawa guru, menjaga rasa sopan, dan hormat mereka kepada guru, juga rasa menghargai para guru.

Sekali lagi membangun komunikasi yang baik dengan murid sangat diperlukan.  Jangan meremehkan komunikasi yang baik dalam setiap aspek kehidupan, karena terkadang masalah sepele timbul menjadi besar disebabkan kurangnya komunikasi yang baik.||

Penulis: Yulias Fita Ari Antika. Guru SDIT Hidayatullah Yogyakarta

Powered by Blogger.
close