Bangkit, Lawan Lesu dan Lelah

Oleh : Imam Nawawi
Sebagai insan beriman, sungguh tak patut jika hari-hari yang dijalani didominasi oleh warna kelesuan dan mudah lelah, yang akhirnya menjadikan diri gampang menyeerah.
Hidup itu perjuangan, kata orang yang bersemangat. Hidup itu pilihan kata mereka yang yakin dengan jalan hidupnya. Hidup itu tanggungjawab bagi mereka yang sadar bahwa kesempatan berkiprah di dunia ini terbatas dan pasti dimintai pertanggungjawaban.
Jika demikian, maka sejatinya tidak boleh ada ruang untuk lesu apalagi lelah. Ingat, hidup bahagia tidak akan bisa dirasakan, melainkan oleh mereka yang mau berjuang tak kenal lelah, berkiprah tak kenal lesu, apalagi jemu.
Bicara soal semangat perjuangan ini, menarik apa yang disampaikan oleh KH. Abdullah Said, pendiri Hidayatullah.
“Oleh karenanya kita harus optimis bahwa tidak ada yang sulit kalau Allah SWT menghendaki. Yang penting kita harus selalu memumbuhkan etos kerja, selalu menunjukkan riyadhah dan mujahadah. Nani Allah yang menilai. Insya Allah kalau kita memperlihatkan amal yang sungguh-sungguh, kerja yang tidak kenal lelah, Allah akan memperlihatkan hasil yang berada di luar dugaan.” (Mencetak Kader, halaman: 124).
Nah, sekarang. Apakah sudah dicek, bahwa diri kita benar-benar telah berusaha, atau lebih keras lagi, benar-benar telah berjuang?
Bangkit dan berjuanglah. Buya Hamka berkata, “Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.”
Mudah lelah dan lesu akan mengundang kemalasan jika dibiarkan. Saat malas datang, maka potensi diri, nyaris semua akan sulit dibangkitkan. Pada kondisi seperti itu, kalimat yang indah hanya mendukung kemalasan diri. Pada akhirnya diri sadar, pada saat kesempatan sudah bubar.
Jangan biarkan itu terjadi, kawan!!!
Jakarta, 5 Ramadhan 1439 H
Imam Nawawi >>> twitter @abuilmia
Powered by Blogger.
close