Berlomba dalam Kebaikan
Oleh : Nur Fitriyana
Pada masa Khulafaur Rasyidin radhiallahu
‘anhum, para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
para tabi’in berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan membantu orang yang
membutuhkan dan menolong orang yang teraniaya. Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar
bin Khattab radhiallahu ‘anhuma termasuk orang yang gigih
bersaing di dalam amal kebaikan yang mulia ini, yang pelakunya mendapatkan
kebaikan besar di dunia dan banyak pahala di akhirat.
Ada sebuah kisah yang terjadi pada masa Abu Bakar
ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Pada saat itu Umar mengawasi apa
yang dilakukan oleh Abu Bakar. Lalu dia melakukan dua kali lipatnya sehingga
dia mendapatkan kebaikan dan berbuat lebih dari Abu Bakar dalam hal kebaikan.
Suatu hari, Umar mengawasi Abu Bakar di waktu fajar.
Sesuatu telah menarik perhatian Umar. Saat itu Abu Bakar pergi ke pinggiran
kota Madinah setelah shalat subuh. Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil
beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak mengetahui apa
yang ada di dalam gubuk itu dan apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. Umar
mengetahui segala kebaikan yang dilakukan Abu Bakar kecuali rahasia urusan
gubuk tersebut.
Hari-hari terus berjalan, Abu Bakar tetap mengunjungi gubuk
kecil di pinggiran kota itu. Umar masih belum mengetahui apa yang dilakukan Abu
Bakar di sana. Sampai akhirnya Umar memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu
sesaat setelah Abu Bakar meninggalkannya. Umar ingin melihat apa yang ada di
dalam gubuk itu dengan mata kepalanya sendiri. Dia ingin mengetahui apa yang
dilakukan oleh sahabatnya di situ.
Manakala Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, Umar
mendapatkan seorang nenek tua yang lemah tanpa bisa bergerak. Nenek itu juga
buta kedua matanya. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu. Umar
tercengang dengan apa yang dilihatnya, dia ingin mengetahui ada hubungan apa
nenek tua ini dengan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu.
Umar bertanya, “Apa yang dilakukan laki-laki itu di sini?”
Nenek menjawab, “Demi Allah, aku tidak mengetahui, wahai anakku. Setiap pagi
dia datang, membersihkan rumahku ini dan menyapunya. Dia menyiapkan makanan
untukku. Kemudian dia pergi tanpa berbicara apapun denganku.”
Umar menekuk kedua lututnya dan kedua matanya basah oleh air
mata. Dia mengucapkan kalimatnya yang masyhur, “Sungguh, engkau telah membuat
lelah khalifah sesudahmu wahai Abu Bakar.”
Masya Allah. Sungguh, Allah
memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam meraih ampunan Allah, ridho-Nya, dan
surga-Nya. Ini semua bisa diraih jika seseorang melakukan sebab untuk
mendapatkan ampunan dengan melakukan taubat yang tulus, istighfar yang manfaat,
menjauh dari dosa dan jalan-jalannya. Sedangkan berlomba untuk meraih ridho
Allah dilakukan dengan melakukan amalan sholih dan semangat menggapai ridho
Allah selamanya (bukan sesaat). Bentuh dari menggapai ridho Allah tadi adalah
dengan berbuat ihsan (berbuat baik) dalam beribadah kepada Sang Khaliq dan
berbuat ihsan dalam bermuamalah dengan sesama makhluk dari segala segi/ Semoga
kita bisa istiqomah berlomba dalam kebaikan. Amin...
Sumber: Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf
Post a Comment