Ketuklah Pintu Allah, Berdoa Sepenuh Keyakinan

Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Adakah di antara kita yang usia pernikahannya lebih lama dibandingkan Nabi Zakariya? Adakah di antara kita yang umurnya lebih tua dibandingkan Nabi Zakariya? Sudah tua. Sudah sangat tua ketika Nabi Zakariya 'alaihissalaam diberi kabar gembira oleh Allah 'Azza wa Jalla. 80 tahun bukanlah usia yang terlalu muda untuk mempunyai anak pertama. Lebih-lebih bagi istrinya, terlalu sulit untuk membayangkan di usia yang sudah tak lagi lincah itu untuk melahirkan.

Tidak mungkin seorang Nabi ragu kepada kekuasaan Allah Jalla wa 'Ala. Tetapi sangat manusiawi kalau merasa sangat heran dan sulit menjangkau dengan nalar jika di usia yang sudah kakek-nenek itu akan memperoleh karunia seorang putra yang dikandung sendiri oleh istrinya. Terlebih, ia dapati istrinya mandul, dan ia pun terlalu lemah.

Inilah keheranan seorang Nabi bernama Zakariya 'alaihissalaam tatkala Allah Ta'ala berfirman kepadanya:
ÙŠَÙ€ٰزَÙƒَرِÙŠَّآ Ø¥ِÙ†َّا Ù†ُبَØ´ِّرُÙƒَ بِغُÙ„َÙ€ٰÙ…ٍ ٱسْÙ…ُÙ‡ُÛ¥ ÙŠَØ­ْÙŠَÙ‰ٰ Ù„َÙ…ْ Ù†َجْعَÙ„ Ù„َّÙ‡ُÛ¥ Ù…ِÙ† Ù‚َبْÙ„ُ سَÙ…ِÙŠًّۭا
"Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam, 19: 7).

Kabar dari Allah Ta'ala ini menunjukkan, bukan saja beliau akan mendapatkan seorang putra. Bahkan Allah 'Azza wa Jalla berikan putra terbaik yang Allah Ta'ala sendiri belum pernah ciptakan makhluk sebaik itu sebelumnya. Ini merupakan kabar yang luar biasa istimewa. Tetapi di usia 80 tahun?

رَبِّ Ø£َÙ†َّÙ‰ ÙŠَÙƒُونُ Ù„ِÙŠ غُÙ„َامٌ ÙˆَÙƒَانَتِ امْرَØ£َتِÙŠ عَاقِرًا ÙˆَÙ‚َدْ بَÙ„َغْتُ Ù…ِÙ†َ الْÙƒِبَرِ عِتِÙŠًّا
“Ya Tuhanku, bagaimana mungkin akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua?” *(QS. Maryam, 19: 8).*

Ini adalah seorang Nabi yang tidak pernah berputus asa meminta kepada Allah 'Azza wa Jalla. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam dirinya terhadap kekuasaan Allah Jalla wa 'Ala. Tetapi merupakan hal yang wajar jika sulit sekali membayangkan itu akan terjadi. Maka Nabi Zakariya 'alaihissalaam pun meminta diberikan tanda-tanda atas takdir memiliki anak yang akan dikaruniakan oleh Allah 'Azza wa Jalla tersebut

Kelak, anak yang dikaruniakan ini, Yahya namanya, diberi berbagai keistimewaan, antara lain hukmah shabiyya, yakni memiliki kearifan di usia kanak-kanak. Apa sebabnya? Telah ada padanya keyakinan kuat dan komitmen untuk berpegang teguh kepada kitabuLlah. Sebuah pelajaran bagi kita tatkala ingin mendidik anak-anak kita

Maka, jika hari ini ada yang telah menunggu bertahun-tahun dan tak kunjung punya keturunan, ingatlah Nabi Zakariya dan istrinya. Ketuklah pintu-pintu Allah Ta'ala. Berdo'alah sepenuh keyakinan. Meminta sepenuh keyakinan dan keinginan, menangis di hadapan-Nya

Multazam masih terbuka. Ka'bah tak pernah ditutup. Zam-zam yang Allah Ta'ala istimewakan jika kita berdo'a saat meminumnya, dapat kita teguk sepuas hati. Kurma Ajwa yang istimewa masih bisa kita konsumsi di pagi hari. Sementara orang yang sedang safar, Allah Ta'ala karuniai keutamaan berdo'a. Berbagai keutamaan berdo'a ini sekarang berhimpun menjadi satu. Maka, adakah yang menghalangi kita untuk berdo'a sepenuh keyakinan kepada-Nya?

Berlarilah kepada Allah 'Azza wa Jalla memohonkan do'a untuk segala yang kita hajatkan. Berdo'alah untuk urusan apa pun

(Renungan bacaan surat imam shalat Isya' Masjidil Haram Jum'at malam [malam Sabtu], 27 April 2018). Semoga bermanfaat dan barakah.

Catatan menjelang pulang dari Umroh Parenting Nabawiyah Jejak Imani 22-30 April 2018 di group WA jama'ah.

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku
Powered by Blogger.
close