Rahmat Allah Sungguh Tak Terbatas

Oleh : Imam Nawawi
Seringkali manusia merasa Tuhan tidak hadir, tidak turun tangan, tidak memberikan pertolongan dengan segenap permasalahan, kesulitan dan ketidaknyamanan yang dialami di dalam kehidupan. Padahal, sejak dirinya belum ada, Tuhan telah memberikan nikmat yang tak terbatas.
Bahkan, tatkala tumbuh dewasa, manusia itu sering melanggar perintah-Nya, kerap melakukan yang mengundang murka-Nya, hingga ada yang kafir, Tuhan tetap memberikan rahmat-Nya.
Andai Tuhan “berpikir” seperti kita, yang mendahulukan ego daripada kasih sayang-Nya, tentulah binasa seluruh manusia ini. Karena tak satu pun manusia di muka bumi yang tak penrah bersalah dan tak pernah berdosa.
“Dan sekiranya Allah menghukum manusia, disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)-nya, sampai waktu yang sudah ditentukan. Nanti apabila ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Fathir [35]: 45).
Ibn Katsir menerangkan bahwa kalau Allah menjadikan dosa sebagai acuan menghukum manusia, maka tidak satu pun manusia yang disisakan di dunia ini.
Ibn Abi Hatim berkata, “Sa’id bin Jubair an As-Suddi berkata, tentang ini, bahwa “Ketika hujan tidak turun kepada mereka, niscaya matilah seluruh binatang melata.”
Akan tetapi, jangan berbahagia terlebih dahulu, sebab tidak disegerakannya dosa di dunia ini bukan berarti dosa itu tidak diperhitungkan.
Ibn Katsir menjelaskan, “Pada hari Kiamat, Dia akan menghisab mereka pada waktu itu dan setiap pelaku akan dibalas sesuai perbuatannya. Dia akan membalas ketaatan dengan pahala dan maksiat dengan siksaan.”
Oleh karena itu, mari iqra’ (memperhatikan) dengan sepenuh hati bahwa betapa Allah sangat menyayangi kita di dunia ini dengan rahmat-Nya yang tak terbatas.
Secara bahasa makna “rahmat” memiliki arti yang luas. Setiap pemberian Allah di alam ini, berupa materi atau non-materi disebut sebagai rahmat.
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.Fathir:2).
Pernahkah Anda terkadang merasa berada dalam kondisi yang terjepit. Seluruh pintu seolah tertutup, merasa kemungkinan-kemungkinan memiliki sesuatu seolah benar-benar tidak mungkin.
Tetapi, karena kita berusaha mentaati-Nya, Allah menurunkan rahmat ke dalam hati sehingga diri merasa bahagia. Bagi para ulama, jiwa mereka tetap tenang dan tentram walau tertawan di dalam penjara.
Atas rahmat-Nya yang tak terbatas itu, mari terus bersyukur, agar rahmat-Nya kepada kita senantiasa menjadi sebab kasih sayang-Nya terus melimpahi kehidupan kita, dunia-akhirat. Bukan seperti orang-orang kafir, yang mendapatkan rahmat-Nya sebatas kehidupan di dunia. Dan, kelak mereka akan sangat menyesal karena telah kufur atas segala nikmat-nikmat-Nya. Allahu a’lam.
Jakarta, 10 Ramadhan 1439 H
Imam Nawawi >>> twitter @abuilmia
Powered by Blogger.
close