Dunia itu Sementara



Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Begitulah dunia, ia sangat sementara. Tak lama waktunya, setelah itu segera menjadi sampah. Tetapi berapa banyak persaudaraan yang putus karena dunia, idealisme tergadaikan karenanya dan persahabatan pun merenggang karena angan-angan tentang dunia yang terang.

Bal'am bin Baurah, ahli 'ibadah yang do'anya tak pernah luput, senantiasa dikabulkan dengan pengabulan yang cepat dan tunai dari Allah 'Azza wa Jalla bahkan masih tergelincir karena silau mata hatinya oleh dunia. Padahal seharusnya dengan kedekatannya dengan Allah Ta'ala cukup menjadikannya tenang dengan keyakinannya kepada Allah Rabbul 'Alamin.

Persahabatan yang dijalin karena alasan dunia, akan mudah terkikis ketika alasan semakin habis. Bahkan ia dapat berbalik menjadi permusuhan, lupa dengan pedih perihnya di masa silam, karena ketika itu pun yang ia kejar adalah dunia. Kadang orang berdekat-dekat mengharap dunia melalui persahabatan yang berusaha ia jalin dengan orang yang justru berbuat baik demi mengejar akhirat.

Alasan dunia bahkan dapat terjadi saat seseorang rajin bertutur tentang akhirat. Ia seru manusia untuk mengejar akhirat agar kerjanya makin gigih tanpa pamrih, justru agar ia tetap dapat menduduki posisi terhormat sebagai pemberi nasehat. Ia menghamba kepada "pemberi posisi". Bukan kepada Pemilik Negeri Akhirat.

Aku pun termangu melihat diriku sendiri. O Allah, tiada yang dapat memberi sebaik-baik penjagaan kecuali Engkau.

Selebihnya, do'a tulus senantiasa kuharap untuk terjaganya iman dan niat.

via :
https://web.facebook.com/Mohammad-Fauzil-Adhim-183316298384173/

Powered by Blogger.
close