Iri, Tidak Berguna Sama Sekali
Oleh : Imam Nawawi
Kehidupan ini telah ada mungkin jutaan
tahun sebelum kita lahir ke dunia. Artinya, tata kelola dalam kehidupan ini
telah dipersiapkan sedemikian rupa.
Oleh karena itu, Allah menjelaskan bahwa
manusia atau tepatnya kita sebagai umat Islam tidak perlu risau soal rezeki,
karena itu masalah yang juga telah diatur.
Jangankan manusia, binatang melata pun
telah Allah jamin rezekinya.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun
di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab
yang nyata” (QS. Huud [11]: 6).
Dalam kata yang lain, apa yang diperoleh
orang adalah apa yang telah Allah tetapkan atau izinkan. Dan, apa yang tidak
diperoleh berarti tidak atau belum Allah tetapkan dan Allah izinkan. Jadi,
tidak perlu risau, sebab apa yang menjadi keputusan-Nya adalah yang terbaik
secara sempurna.
Oleh karena itu Hasan Al-Bashri berkata,
“Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain (tertukar), karena itu hatiku
selalu tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itulah
aku sibuk beramal shalih.
Aku tahu Allah Ta’ala selalu
mengawasiku, karena itulah aku malu jika Allah melihatku sedang aku dalam
keadaan bermaksiat. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah
aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah.”
Tetapi, dalam kenyataan terkadang ada
orang yang iri, tidak rela dengan kebahagiaan teman, saudara atau pun orang
lain, sehingga ia terus membenci dan berusaha untuk membuat orang lain sama
seperti dirinya, membenci orang yang didengkinya.
Sahabat, mari belajar kepada tabiat
saudara Nabi Yusuf alayhissalam, yang sejak kecil terus hidup dalam rasa iri
dengki. Pada akhirnya, Allah tetap mengangkat derajat Nabi Yusuf. Jadi, untuk
apa iri, toh setiap jiwa telah Allah tetapkan takdirnya.
Demikian pula dengan Iblis, yang terusir
dan terkutuk karena iri dengki kepada Nabi Adam Alayhissalam. Dengan demikian,
benar, bahwa iri itu tidak ada manfaatnya sama sekali.
Jika kita melihat orang lain lebih
pintar, belajarlah kepadanya, jangan gengsi, meski orang itu lebih muda dari
kita.
Kalau dia bawahan kita, tetaplah
belajar, sebab ilmu tak mengenal struktur bikinan manusia. Ilmu adalah nur (cahaya)
dari Allah yang Allah berikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Oleh karena itu, jauhilah iri dengki.
Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan, bahwa kedengkian mengharuskan
kebencian dan permusuhan, yang bila seseorang menurutinya, maka rusaklah
ketakwaannya.
Semoga Allah bimbing kita dan bebaskan
diri kita dari sifat terkutuk yang menjadikan Iblis terusir dan terkutuk, dan
saudara-saudara Nabi Yusuf hidup dalam kepalsuan demi kepalsuan.
Penulis : Imam Nawawi, Pimpinan Umum Majalah Mulia. Twitter
@abuilmia
Post a Comment