Mencapai Kedewasaan



Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Apa yang menyebabkan anak-anak kita terlambat dewasa? Mereka memperoleh kemasakan lebih cepat, tetapi lambat meraih kedewasaan. Padahal agama ini menuntut anak-anak kita agar menjadi manusia dewasa penuh selambatnya usia 15 tahun qamariyah

Apakah mereka kurang memiliki akses kepada pengetahuan? Bahkan saat ini akses informasi jauh lebih baik dibandingkan masa-masa dulu. Tetapi kaya informasi sama sekali berbeda dengan berilmu. Adanya ilmu membuat seseorang menakar, menilai dan menimbang dengan ilmu yang ada pada dirinya. Sementara luasnya informasi tentang ilmu yang berhimpun dalam diri seseorang, tidak serta merta dapat menjadikannya berpikir dengan apa yang ia ketahui tersebut

Apa yang memudahkan anak mencapai kedewasaan? Adab dan ini terikat dengan nilai yang diyakini. Bukan sekedar dipahami. Tumbuhnya adab yang kuat membentuk kepekaan tentang bagaimana seharusnya bersikap sehingga dengan itu ia dapat terdorong meraup ilmu yang lebih luas sekiranya ia mendapati dirinya belum memiliki kecukupan ilmu untuk mewujudkan adab, semisal adab yang sempurna terhadap orangtua. Kuatnya adab juga mendorong anak untuk belajar memiliki kepekaan terhadap orang lain, khususnya orangtua

Sangat berbeda antara kedewasaan dengan luasnya wawasan, matangnya pemahaman. Sebagaimana sangat berbeda antara keyakinan dengan pemahaman. Semakin bertambah pengetahuan seseorang, tetapi tidak beriring dengan keyakinan, maka pengetahuan itu hanya menjadi alat. Bukan panduan dalam bertindak. Bahkan dapat terjadi, kian bertambah pengetahuan, semakin kuat pemberontakannya terhadap apa yang dipahami apabila keyakinan tidak mengiringi. Tentang jilbab misalnya, bertambahnya pemahaman tentang wajibnya jilbab justru dapat menjadikannya terbebani apabila keyakinannya tidak bertambah.

Penulis : Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting
Powered by Blogger.
close