Suami Selalu Salah, Istri Selalu Benar
Oleh : Jamil Azzaini
Sesibuk
apapun dalam berbisnis atau bekerja kita wajib ingat keluarga. Meski demikian,
sebagai suami kita tidak boleh merasa paling berkuasa, paling hebat, dan paling
paling yang lain. Berkaitan dengan ini, saya mendapat nasehat dari sahabat saya
Dr. Haikal Hasan “biar rumah tangga semakin harmonis seorang suami harus selalu
berkata dalam hati kepada istri: iya saya yang salah, kamu selalu benar.”
Untuk
memudahkann aplikasi nasehat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, Dr. Haikal
Hasan memberikan beberapa contoh. Saat ada suami yang berkata, “istri saya itu
selalu mengeluh uang belanjanya kurang.” Maka sampaikan kepada suami itu “kamu
yang salah, istri kamu yang benar. Kamu salah karena ngasih uang belanjanya
sedikit sehingga tidak cukup untuk belanja istri kamu.”
Contoh
lain, apabila ada suami yang mengadu “istri saya susah diatur, gak nurut,
disuruh saya selalu ngeles alias nolak.” Maka sampaikan kepada suami itu “kamu
yang salah, istri kamu yang benar. Kamu sala, karena kamu malas belajar, ilmu
leadershipnya cetek, dan cara komunikasi kamu kurang persuasif sehingga kamu
tidak punya wibawa dihadapan istrimu.”
Nasehat
“suami selalu salah, istri selalu benar” pada hakekatnya adalah tentang
tanggungjawab. Seorang suami adalah pimpinan keluarga, dia harus
bertanggungjawab kepada orang yang dipimpinnya. Dan tanggungjawab muncul
apabila sang suami tidak “blame others” alias menyalahkan orang lain. Tanggungjawab
menjadi luntur apabila seseorang mudah menyalahkan orang lain dan membebankan
kesalahannya kepada pihak lain.
Di
dalam kepemimpinan bisnis juga demikian. Kita tidak boleh mudah menyalahkan
pihak lain, dan anggota tim. Pemimpin bisnis wajib bertangunggjawab penuh atas
berbagai kejadian, masalah dan kesalahan yang terjadi. Dan nasehat ini juga
berlaku bagi pemimpin apapun.
Nasehat “suami selalu salah, istri selalu
benar” bisa dipraktekkan di berbagai bidang. Suami adalah pemimpin, ia tidak
boleh melempar tanggungjawab kepada orang-orang yang dipimpinnya. Seorang
pemimpin tidak boleh menjanjikan sesuatu sementara pemenuhan janjinya dibebankan
sepenuhnya kepada anggota timnya. Kasihan istrinya, kasihan anggota timnya.
Salam
SuksesMulia
Jamil
Azzaini
Sumber : www.jamilazzaini.com
Post a Comment