Kambing Itu Penuh Barakah


Oleh: Mohammad Fauzil Adhim


Inilah perkataan Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam kepada Ummu Haani’:

اتَّخِذِي غَنَمًا، فَإِنَّ فِيهَا بَرَكَةً

“Peliharalah kambing karena padanya terdapat barakah.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan yang lainnya).
.
Barakah. Apa itu barakah? Kebaikan yang sangat banyak. Kebaikan yang terus bertambah-tambah. Di antara ulama ada yang berpendapat bahwa istilah barakah berasal dari kata al-birkah (اَلْبِرْكَة) yang bermakna مَجْمَعُ الْمَاء (tempat berkumpulnya air). Maka barakahnya sesuatu bertingkat-tingkat. Tetapi semua itu menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dipastikan barakah, maka terdapat kebaikan besar di dalamnya. Ia tidak mendatangkan madharat, tidak pula kebinasaan, kecuali salah memperlakukannya dan menambahkan sesuatu yang tidak baik saat memasaknya.

Sebagai hewan yang di dalamnya terdapat barakah, maka daging kambing pasti baik. Tidak ada yang meragukan kecuali karena lemahnya keyakinan. Ia baik bagi kita jika, bahkan seandainya hanya dikukus atau dimasak sebagai maraq (sup) yang di masa Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam sudah dikenal. Ia hanya mungkin mendatangkan madharat apabila salah memberi bumbu atau keliru cara mengkonsumsinya.

Adalah sangat aneh ketika orang mengkambing-hitamkan kambing yang tidak hitam saat ia terkena berbagai penyakit, padahal makan kambing belum tentu sebulan sekali. Bahkan ada yang bertemu kambing hanya setahun sekali, tetapi ia membenci daging kambing sebagai zat yang membuatnya sakit. Semestinya ia lebih mencurigai makanan yang akrab dengan dirinya sehari-hari.

Mengenai barakah kambing, Al-Qurthubi menjelaskan, “Allah telah meletakkan barakah pada kambing dimana kambing dapat dimanfaatkan untuk pakaian, makanan, minuman, banyaknya anak (yang dihasilkan) karena kambing beranak setahun tiga kali, hingga memberikan ketenangan bagi pemiliknya. Kambing dapat menjadikan pemiliknya rendah hati dan lembut terhadap orang lain.”

Masih tentang barakah kambing, dalam riwayat lainnya Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْغَنَمُ بَرَكَةٌ، وَالإِبِلُ عِزٌّ لأَهْلِهَا

“Kambing itu barakah, sedangkan onta adalah kemuliaan bagi pemiliknya.” (HR. Ibnu Majah, Abu Ya’laa, Ibnu Abi ‘Ashim dan yang lainnya).

Allah ‘Azza wa Jalla juga menjadikan kambing sebagai salah satu bagian dari kehidupan setiap Nabi, yakni tidaklah Allah Jalla wa ‘Ala mengutus seorang Nabi kecuali ia pernah menjadi kehidupan sebagai penggembala kambing, tidak terkecuali RasuluLlah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Begitu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalamnya Shahihnya.

Nah, sudah mantap dengan kambing? Saatnya sekarang untuk memasak. Lebih utama tidak dibakar secara langsung mengenai daging. Jika hidangan sudah siap, tunggu sejenak sampai hilang asapnya. Jangan memakannya dalam keadaan panas mengepul. Jangan pula meniup makanan. Ini larangan agama. Memakannya dalam keadaan panas mengepul atau meniup-niupnya agar lebih bersahabat bagi mulut kita itulah yang mendatangkan madharat.

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku dan Motivator Patenting
Powered by Blogger.
close