Mimisan Pada Anak


Oleh: Arhie Lestari 

Mimisan pada anak dapat terjadi oleh karena pengaruh cuaca yang sedang sangat kering atau kelembaban udara yang sedang rendah.

Mengembuskan napas terlalu keras ketika buang ingus atau mengorek hidung terlalu dalam juga dapat menyebabkan terjadinya mimisan.

Penyebab lainnya yang sering dialami anak-anak adalah benturan pada hidung atau adanya benda asing yang masuk ke dalam hidung.

Dari semua penyebab, flu dan alergi terhadap cuaca dingin dianggap sebagai penyebab terjadinya mimisan yang paling umum.

Bila anak mengalami mimisan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menenangkan anak agar Anda lebih mudah melakukan pertolongan. Perlihatkan kepada anak bahwa Anda terbiasa bersikap tenang dalam menghadapi hal ini. Dudukkan anak dengan posisi kepala agak menunduk. Minta agar dia tidak bersandar untuk menghindari kemungkinan darah mengalir dari saluran hidung bagian dalam ke tenggorokan, kerongkongan.
Tutup hidung menggunakan tisu atau lap dengan cara menekan bagian hidung yang lunak. Tetapi, hindari memasukkan tissue atau lap ke hidung dengan maksud menghentikan perdarahan. Tekan bagian hidung yang lunak tersebut selama sekitar 10 menit dengan kekuatan tekanan yang stabil. Tujuannya untuk menghentikan perdarahan.
Setelah 10 menit, lepaskan. Perhatikan, apakah perdarahan sudah berhenti atau belum. Jika perdarahan belum berhenti, ulangi langkah tersebut. Mintalah anak bernapas melalui mulut.

Anda harus cepat tanggap dalam menilai keadaan anak. Segera bawa dia ke rumah sakit jika:
1) sudah melakukan pertolongan pertama dengan menekan hidungnya selama 10 menit, sebanyak dua kali, tetapi darah belum berhenti mengalir.
2) Anak tampak lemas dan pucat, sulit diajak berkomunikasi, dan tubuh berkeringat.
3) Darah yang keluar diperkirakan sudah terlalu banyak.
4) Anak mengalami batuk atau muntah karena darah dari hidung telanjur mengalir ke kerongkongan, lalu ke mulut dan mungkin tertelan.
5) Mimisan terlalu sering, yaitu lebih dari dua kali seminggu.||

Penulis: Arhie Lestari. Pemerhati dunia anak.
Powered by Blogger.
close