Games of Mind #3 Kisah Handuk Basah di Atas Kasur
Ini kisah dari kakakku, entahlah
kisah nyata atau bukan. Seorang istri memiliki suami yang punya kebiasaan
meletakan handuk basah begitu saja di atas kasur. Si istri sering ngomel pada
suaminya. Suaminya tak berubah.
Capai marah-marah, si istri mulai
ganti cara dengan menyindirnya. “Bagus sekali ada handuk basah di tempat tidur!”
Ujarnya dengan suara sinis. Atau, “Kapan handuk bisa jalan sendiri ke jemuran?”
Apakah suaminya berubah. No! Bahkan
makin sebel sama si istri. Akhirnya si istri merasa capai, marah sudah, nyindir
sudah, tapi tak ada hasilnya.
Mengubah orang lain susah, apalagi
untuk hal yang sudah jadi kebiasaan sejak kecil. Akhirnya ia mengubah
pikirannya sendiri.
“Baiklah, handuk basah ini akan
menjadi permadani di surga nanti. Makin banyak aku memindahkan handuk basah ke
jemuran, makin banyak permadani indahku di surga.”
Setiap melihat handuk basah di
kasur si istri tersenyum dan bergegas menjemurnya. Perasaannya bahagia. Apakah
handuknya berubah? Tidak! Handuk basah tetap ada di kasur. Yang berubah cara
pandang dirinya terhadap Handuk basah tersebut.
Waktu berlalu, si istri kaget. Tak
ada lagi handuk basah di kasurnya. Ia sudah lupa sejak kapan ia tak lagi
melakukannya. Rupanya melihat keikhlasan istrinya sang suami tergerak untuk
melakukannya sendiri.
Ini kisah handuk basah lain yang
kubaca. Jalan ceritanya hampir sama.Yang berbeda endingnya. Istri yang satu ini
kesal bukan main karena suaminya tak berubah ia terus menerus ngomel. Lalu ia
curhat pada temannya.
Temannya lalu berkata: “Bayangkan
suatu hari tak ada handuk basah suamimu di kasurmu. Tapi handuk basah suamimu
ada di kasur bekas teman perempuannya waktu SMA!”
Perempuan tersebut kaget dan
berkata, “Oh tidak! Aku tidak mau! Mending handuk basah itu ada di kasurku!”
teriaknya.
Kini si istri tiap melihat handuk
basah itu ia selalu berkata, “Ya Allah Alhamdulllah handuk basah suamiku ada di
kasurku. Ini menjadi tanda bahwa suamiku setia.”
Apakah handuk basahnya berubah?
TIDAK. Cara berpikir si istri yang berubah. Inilah Games of Mind. Kadang ada
hal yang sulit kita ubah pada orang lain. Jika ingin hasil yang lebih baik,
maka ubahlah pikiran kita, diri kita lebih dulu.
Selamat bermain-main dengan pikiran
Anda sendiri. Bahagia, sedih, syukur, mengeluh, semua adalah tergantung diri
kita kitalah yang memilih!
Ida S. Widayanti , Penulis Buku
Mendidik Karakter dengan Karakter
Post a Comment