Memanah Melatih Fokus Anak
Oleh : Yulias
Fita Ari Antika, S.Pd.
Telah kita ketahui bersama bahwa setiap murid di
sekolah memiliki tingkat fokus dan pemahaman yang berbeda. Satu kelas tidak
bisa sama semua fokus atau paham semua. Maka tugas guru adalah mendidik dan
membimbing semua muridnya dengan penuh kesabaran dan hati yang ikhlas.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk melatih
fokus mereka adalah dengan salah satu olahraga sunnah. Memanah.
Memanah sudah menjadi hal yang tak asing lagi.
Sudah banyak sekolah yang menjadikan memanah sebagai salah satu kegiatan
ekstrakurikuler. Tak hanya memanah, 2 (dua) jenis olahraga sunnah lainnya pun juga
dijadikan kegiatan ekstrakurikuler meski untuk yang berkuda hanya beberapa
sekolah saja yang mengadakannya.
Maka, apalagi yang ditunggu. Alangkah luar biasa
dan indahnya jika setiap sekolah menjadikan memanah atau olahraga sunnah
lainnya sebagai kegiatan tambahan, terutama sekolah dengan basic Islam.
Mengapa? Karena ini olahraga sunnah, Rasulullah yang menganjurkan. Pasti ada
manfaat besar di dalamnya.
Memanah terlihat hanya seperti menarik busur, namun
jika dicermati dan dirasakan dengan hati akan ada sensani yang luar biasa di
dalamnya. Ada kekuatan, ada kesabaran, juga ada fokus.
Anak yang memiliki hobi memanah cenderung fokusnya
bagus. Beberapa kali menjumpai anak di kelas, mereka yang berprestasi dan
selalu fokus di kelas adalah mereka yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di
sekolah dan hobinya adalah memanah. Walau mungkin tak menutup kemungkinan ada
yang fokus tanpa harus memiliki hobi memanah dulu.
Fokus anak yang baik akan berdampak baik pula pada
hasil yang dicapainya di sekolah. Anak akan mudah paham ketika dijelaskan, akan
mudah menangkap apa yang disampaikan guru dan akan mampu menjawab sesuai dengan
yang ditanyakan. Di kelas pun ia akan tenang karna fokus memperhatikan apa yang
disampaikan oleh gurunya.
Berikut beberapa manfaat memanah di antaranya:
Pertama, melatih
fisik. Saat memanah membutuhkan kondisi tubuh yang fit, agar saat menarik busur
kuat dan tak goyah. Ketepatan sasaran bergantung juga apakah saat melepaskan
anak panah tangan kita goyah atau tidak, maka dibutuhkan kekuatan di dalamnya.
Semakin sering berlatih memanah tangan akan terbiasa dan kuat.
Kedua, melatih
kesabaran. Memanah juga membutuhkan kesabaran. Sabar ketika melepas anak panah
namun ternyata belum ada satu pun yang masuk target atau bahkan anak panah
melayang entah kemana bukan pada sasaran. Sabar ketika setelah selesai semua
anak panah dilepaskan kemudian harus berjalan mencabut anak panah dari face
target.
Ketiga, melatih
fokus. Memanah membutuhkan fokus yang baik. Jika saat melepas anak panah kita
tidak fokus dipastikan anak panah akan meleset. Saat menarik busur jangan
terburu-buru untuk melepaskannya. Perhatikan sasaran, bidik kemudian baru
lepaskan. Di sinilah fokus itu dilatih. Lama-kelamaan
akan terbiasa fokus saat memanah dan efek fokus ini juga bisa berdampak pada
kehidupan sehari-hari. Efek positif tentu saja.
Keempat, melatih
koordinasi anggota tubuh. Saat memanah tangan, mata, juga pikiran saling
berkoordinasi. Jika tidak ada koordinasi yang baik maka bisa jadi anak panah
tidak akan meluncur. Mengapa? Karena yang dilepas bukan tangan kanan sebagai
yang memegang anak panah tapi tangan kiri yang dilepas. Tentu saja tidak akan
meluncur anak panah.
Kelima, melatih
feeling atau perasaan. Saat
melepaskan anak panah membutuhkan perasaan agar anak panah tepat sasaran. Tidak
terburu-buru namun juga tidak terlalu lama. Maka dibutuhkan perasaan kapan
harus melepas anak panah.
Mengadakan ekstrakurikuler memanah di sekolah
selain akan mendapatkan manfaat yang begitu besar juga sebagai pembelajaran
pada murid bahwa ini adalah salah bentuk kecintaan kepada Rasulullah. Cinta
pada apa yang Beliau anjurkan. Dan membiasakan diri meneladani apa-apa yang Beliau
kerjakan.
Penulis : Yulias
Fita Ari Antika, S.Pd., Guru SDIT Hidayatullah Yogyakarta
Post a Comment