Menumbuhkan Minat Belajar


Oleh : Ahmad Baihaqi

[repost] 
Orangtua sangat memiliki peran penting dalam membangun semangat belajar anak. Pendampingan diperlukan selama anak masih bergantung pada peran serta orangtua.  Dalam pendampingan, hubungan yang baik antara orangtua dan anak akan memudahkan komunikasi.  Ada beberapa prinsip dalam menumbuhkan semangat belajar pada anak.

Pertama, pentingnya memberikan teladan belajar di rumah.  Orangtua perlu memberikan contoh ‘belajar’ dalam kehidupan sehari-hari sehingga belajar bukan menjadi beban bagi anak-anak tetapi menjadi gaya hidup.  Selain itu menjadi orangtua yang gemar membaca akan membawa teladan bagi anak-anaknya. Jika orangtua suka membaca dan belajar, maka anak akan lebih mudah untuk menirunya.

Kedua, ciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak. Orangtua bisa ikut duduk dan mendampingi anak belajar di sebelah mejanya, atau sekadar menanyakan bagaimana dia menyelesaikan tugas sekolah. Buatlah belajar menjadi proses yang menyenangkan. Tidak perlu banyak marah dan tekanan.  Selain itu orangtua perlu memahami karakteristik belajar anak. Hal ini perlu dipahami agar tidak salah menciptakan gaya belajar yang efektif untuk anak. Jangan takut untuk menanyakan kepada anak bagaimana dia memilih cara belajar yang nyaman. 

Ketiga, beritahukan kepada anak tujuan mereka belajarOrangtua perlu meluangkan waktu untuk mendiskusikan cita-cita anak dan bagaimana mereka bisa meraihnya. Tanamkan dalam pikiran mereka bahwa salah satu cara untuk menjadi orang yang berhasil mencapai cita-cita adalah dengan rajin belajar dan sekolah. Berikan padanya ide yang menyangkut pendalaman hobi atau pekerjaan yang ingin ditekuninya kelak. Secara berkala, evaluasi anak dan jangan segan mengubah atau membuat target baru. Kalau perlu catat dan tempelkan di dinding ruang belajarnya. 

Keempat, kembangkan kecerdasan anak dengan mempelajari hal-hal lain selain pelajaran sekolah.  Belajar, sebenarnya tidak sekadar mengulang pelajaran di sekolah, namun belajar adalah hal yang sebaiknya tetap dilakukan. Orangtua perlu memperhatikan pelajaran apa yang paling disukai dan tidak disukai. Jika anak-anak bisa mengikuti pelajaran sekolah dengan baik, ajaklah mereka untuk mempelajari hal lain selain pelajaran sekolah. Jika Anda sudah mengetahui bakat anak sejak dini, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengembangkan kecerdasan majemuknya (multiple intelligences) saat anak masuk sekolah formal.

Kelima, beri kesempatan belajar. Memberi kesempatan berarti juga tidak mengganggu anak pada saat sedang tekun belajar. Ketika orangtua sudah membuat peraturan untuk tidak menyalakan televisi saat jam belajar, jangan pernah sekalipun melanggar, sebab anak akan menilai orangtua sebagai sosok yang tidak konsisten. Apalagi sampai memarahi anak karena dia menegur orangtua yang nonton televisi saat dia sedang belajar. Sebisa mungkin bantu anak untuk memperoleh kesan bahwa belajar itu menyenangkan. Orangtua bisa juga mengajak anak berkunjung ke tempat-tempat yang memberikan suasana belajar, seperti perpustakaan.

Keenam, reward and punishment. Anak yang menunjukkan prestasi baik dari hasil belajarnya, layak mendapatkan hadiah sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian dan usaha yang telah dilaluinya dengan baik. Bentuk hadiah tersebut tidak selalu dengan berupa materi, tetapi juga bisa berupa kasih sayang, pujian, perhatian, atau lainnya. Sebaliknya, jika prestasi belajar anak menurun, layaknya ada hukuman yang mendidik bagi anak, misalnya harus menyapu lantai rumah, menyapu halaman, membersihkan kamar mandi, dan sebagainya. Bentuk hukuman ini tentu harus disesuaikan dengan tingkat usia dan pemahaman anak.

Penulis : Ahmad Baihaqi, Pengamat dunia kepengasuhan
Powered by Blogger.
close