Pangkal Baik Sangka
Oleh : Salim
A. Fillah
Di rumah besar yang pernah menjadi tempat tinggal Sang
Nabi ï·º di awal hijrah, sekaligus menjadi tampungan yang memadai bagi puluhan
Muhajirin miskin itu, sepasang suami-istri saling bertukar suara hati ketika
gelisah kian mencekam jiwa seiring beredarnya kabar miring tentang Bunda
‘Aisyah yang tertinggal rombongan lalu disusulkan seorang sahabat bernama
Shafwan.
“Hai Ummu Ayyub,” ujar sang suami, “Andai engkau adalah ‘Aisyah, mungkinkah engkau melakukan hal itu?”
“Hai Ummu Ayyub,” ujar sang suami, “Andai engkau adalah ‘Aisyah, mungkinkah engkau melakukan hal itu?”
“Aku berlindung kepada Allah dari yang sedemikian.
Sesungguhnya aku memandang zina sebagai sesuatu yang hina dan keji. Ia adalah
seburuk-buruk jalan, sesuatu yang takkan kulakukan meski datang kesempatan
untuk itu. Aku bukanlah orang yang suci dari dosa, tetapi hal ini sungguh
perkara yang tak terbayangkan.”
“Padahal ‘Aisyah itu jauh lebih baik daripada engkau.
Maka demi Allah, dia pastilah suci dari semua tuduhan ini.”
“Bagaimana denganmu sendiri wahai Suamiku?”, tanya Ummu
Ayyub. “Seandainya engkau adalah Shafwan ibn Al Mu’aththal, akankah peristiwa
itu terjadi?”
“Subhaanallah”, sahut Abu Ayyub. “Sehina-hinanya aku,
mengkhianati junjunganku, Rasulullah ï·º apalagi menista keluarga beliau ï·º adalah
perkara yang tak terpikirkan.”
“Dan Shafwan itu lebih baik daripada dirimu, maka lebih
tak mungkin lagi dia melakukkannya.”
“Subhaanallah. Sungguh berita ini adalah sebuah kedustaan
yang nyata!”, simpul sang suami.
“Mengapa di waktu kalian mendengar berita bohong itu,
orang-orang Mukmin lelaki dan perempuan tidak bersangka baik terhadap diri
mereka sendiri? Dan mengapa mereka tak berkata, ‘Ini adalah suatu berita bohong
yang nyata.’” (QS An Nuur: 12)
Al Quran memang menyebut sangka baik, sebab sebelum
seseorang berburuksangka pada sesama, sebenarnya dia telah membayangkan bahwa
seandainya menjadi yang tertuduh, dia memang akan melakukan sesuatu yang jelek
itu.
Maka jika kabar tentang keburukan orang berembus kencang,
yang pertama perlu diperiksa adalah diri kita, bagaimana jika berada pada
kedudukan para tersangka. Jadilah prasangka baik pada diri, pangkal bersangka
baik pada sesama.
Salim A. Fillah, Penulis Buku
Sumber :
www.salimafillah.com
Post a Comment