Anak Tidak Menyukai Pelajaran Tertentu
Oleh : Budi
Haryadi
Sering terjadi ada
seorang anak yang enggan masuk sekolah karena hari itu ada satu pelajaran yang
sangat tidak disukai. Padahal sesungguhnya, anak
tersebut mampu menguasi pelajaran tersebut. Hana saja dia memang tidak menyukai
pelajarannya. Entah apa sebabnya. JikaKhal ini dibiarkan terjadi, maka akan
berdampak negatif bagi perkembangan anak di masa mendatang. kesulitan yang
dialami buah hati pada satu pelajaran di awal sekolah ternyata dapat
berkelanjutan sampai jenjang pendidikan tinggi. Lalu, bagaimana solusinya?
Orangtua harus terbuka
terhadap anak, terutama mengenai ketertarikan atau minatnya terhadap sesuatu.
Entah itu bernyanyi, menari, berhitung, memecahkan teka-teki, atau olahraga.
Dengan demikian, orangtua dapat mendukung dan mengajak mereka membaca informasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ketertarikannya tersebut. Orangtua juga
harus berperan dalam mendorong minat anak, berikan campuran kreativitas
sehingga akan mengahlihkan fokus mereka terhadap “belajar”.
Ada beberapa hal yang
dapat kita lakukan jika anak tidak menyukai beberapa jenis mata pelajaran. Jika
anak bosan atau tidak senang dalam kegiatan membaca sebagai proses belajar,
cobalah untuk ikut bersamanya. Dengan membaca bersama-sama atau bergiliran,
akan membuat anak akan lebih tertarik. Setelahnya, masing-masing harus membuat
ringkasan dari bacaan. Ini dapat menjadi pengalaman yang lebih menarik bagi
anak.
Selain itu, orangtua
dapat menggunakan pendekatan kreativitas. Kreativitas memang sangat dibutuhkan
dalam proses belajar agar anak tidak merasa bosan. Kreativitas juga dapat
membuat anak berimajinasi dan bereksplorasi. Untuk pelajaran yang memerulkan
praktik, ajaklah mereka untuk bereksperimen bersama. Mengajak anak ke museum
juga dapat memberikan mereka pengetahuan secara visual.
Agar pelajaran terlihat
menarik, tak ada salahnya menggunakan permainan asah otak. Ajaklah anak untuk
memainkan permainan yang mengasah otak, sehingga mereka dapat berpikir secara
aktif dan efektif. Ada banyak permainan yang dapat dicoba, mulai dari Scrabble,
Sudoku, teka-teki, hingga catur.
Jika anak mendapat
hasil atau nilai yang baik dalam pelajaran yang tidak ia sukai, tak ada
salahnya melakukan ‘perayaan’. Tak perlu perayaan yang mewah, paling tidak anak
akan merasa senang ketika mereka mendapatkan hadiah dari apa yang telah mereka
raih dalam prestasi. Ini juga akan menjadi dorongan atau motivasi kepada anak
untuk dapat lebih bersemangat belajar.
Namun ada satu hal yang patut menjadi
perhatian orangtua, yakni cari penyebab anak tidak suka pelajaran tersebut. Jangan ragu untuk mencari tahu penyebab anak tidak
menyukai suatu pelajaran. Misalnya, bila anak kurang menyukai pelajaran karena
tidak memahami penjelasan guru di awal pengajaran sehingga berlanjut kesulitan
mengikuti materi. Coba gugah minat dan ketertarikan anak untuk belajar,
misalnya dengan bercerita atau menggunakan media seperti gambar.
Jangan ragu untuk
mengevaluasi guru yang dianggap tidak melakukan pengajaran dengan baik.
Misalnya, guru yang menyamaratakan kemampuan semua anak di dalam kelas. Padahal
di awal sekolah, tidak semua anak di kelas sudah bisa menulis atau membaca jika
tingkat PAUD.
Kesuksesan seorang anak
memasuki dunia sekolah turut ditentukan oleh cara orang dewasa yang ada di
sekitar lingkungan anak dalam memperkenalkan semua pelajaran dengan porsi yang
sama. Orangtua jangan sekali-kali membedakan pelajaran mana yang penting dan
tidak penting karena nantinya anak hanya tertarik pada pelajaran yang
dikenalnya secara intensif.
Hindari pemberian label pada
salah satu pelajaran di sekolah. Pengalaman orangtua di masa sekolah yang
mungkin kesulitan mempelajari matematika atau IPA, jangan lantas disampaikan
dengan maksud membesarkan hati anak. Hal ini akan dianggap sebagai pembenaran ketika anak
tidak mengerjakan tugas mata pelajaran tersebut. Hindari juga memberikan label
pada anak, seperti "tidak jago matematika" atau "hanya
berbakat pada pelajaran sosial".
Budi Haryadi, Pemerhati dunia anak
Post a Comment