Gejala Stress Pada Anak
Oleh : Zakya Nur Azizah
Stres
tidak hanya dapat dialami orang dewasa tetapi dapat juga dialami oleh
anak-anak. Anak-anak belum mampu menyadari atau mengungkapkan tekanan mental
yang dialaminya. Oleh karena itu orangtua sebaiknya mengenali dan dapat
memberikan bantuan kepada anak untuk menghadapi stres yang dialaminya. Salah
satu penyebab anaj stress adalah tekanan untuk sukses akademik. Anak-anak
didesak bekerja sekeras mungkin, dan banyak sekolah yang begitu berorientasi
pada akademik sehingga tidak memberikan pelajaran yang berorientasi pada
pengembangan kreativitas.
Faktor makanan juga punya pengaruh.
Kurangnya kandungan gizi pada makanan dapat menyebabkan pertumbuhan anak tidak
optimal dan suplai gizi yang diperlukan tubuh tidak tercukupi sehingga dapat
menimbulan stres. Begitu juga, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan,
karena makanan tersebut memiliki kandungan gula yang berlebih dan minim gizi
untuk tubuh.
Demikian pula jika anak terlalu banyak
bermain atau menonton televisi membuat anak kekurangan jam tidurnya. Untuk anak
yang telah bersekolah, banyaknya tugas dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler
atau kursus yang berlebihan membuat anak kekurangan waktu dan harus
menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugasnya sehingga jam tidur berkurang.
Kurang tidur dapat menyebabkan emosi dan pikiran anak menjadi tidak stabil dan
rentan mengalami stres.
Stress pada anak juga bisa disebabkan
pola asuh orangtua. Secara umum, pola asuh orangtua terdiri dari 3 macam.
Pertama, authoritarian di mana orang tua bersikap otoriter, tidak memberi anak
kebebasan dan memaksa anak agar memenuhi tuntutan orang tua bahkan menganiaya
anaknya. Kedua, permissive yaitu orangtua sangat membebaskan anaknya walaupun
seorang anak belum dapat membuat keputusan dengan tepat dan membiarkan
kesalahan anak.
Ketiga, authoritative yaitu orang tua
menentukan dengan jelas konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil, mereka
tidak mengekang anak secara berlebihan juga tidak membebaskannya, tetapi terus
memberi perhatian pada anak dan berusaha membentuk anak yang mandiri. Pola
authoritative ini yang paling baik untuk membentu kepribadian anak. Stres dapat
terjadi pada anak apabila dia merasa tidak dapat memenuhi tuntutan orang tuanya
ataupun karena dia harus mengalami konsekuensi buruk akibat kesalahan keputusan
yang diambilnya.
Penyebab stress pada anak juga bisa
bermula dari tekanan teman. Dalam pergaulannya, seorang anak tidak ingin
berbeda dari anak-anak lain dari kelompoknya. Perbedaan seorang anak, mungkin
karena fisik atau sifatnya dapat memancing ejekan dari teman-temannya. Ini pula
yang dapat menyebabkan seorang anak merasa stres karena merasa tidak dapat
diterima oleh teman-temannya.
Seorang anak yang stres dapat
diidentifikasi dengan memperhatikan tingkah lakunya. Reaksi-reaksi
psikosomatik, termasuk problem pencernaan, sakit kepala, kelelahan, gangguan
tidur, dan masalah sewaktu buang air, mungkin merupakan tanda-tanda bahwa ada
sesuatu yang tidak beres.
Tanda lainnya seperti sering menangis,
senang menyendiri, rewel, tidak mau berangkat ke sekolah atau suatu tempat,
membuat kenakalan di sekolah atau di lingkungan tempat bermainnya, penurunan
nilai sekolah. Bahkan stres juga dapat menyebabkan penyakit fisik pada anak,
misalnya merasa pusing, mual, diare, kelumpuhan akibat depresi, atau penyakit
lainnya.
Apabila
seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke
dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, maka tidak ada salahnya bila Anda
meminta bantuan seorang psikolog, karena penyakit tersebut bisa saja bukan
disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh melainkan disebabkan
pikiran anak yang sedang stress.
Sebagai manusia yang belum berpengalaman
dan kapasitas otak yang belum optimal, seorang anak tidak memiliki kemampuan
untuk mencari solusi dari stres yang dideritanya sehingga perlu mendapat
bantuan dari orang dewasa untuk dapat mengatasi kesulitannya sehingga stres
yang dialaminya tidak berkepanjangan.
Bila ada indikasi anak Anda mengalami
stres, hindari untuk merasa panik berlebihan karena bila Anda panik maka Anda
dapat pula menderita stres sehingga tidak dapat membantu anak Anda.||
Zakya
Nur Azizah, Pemerhati
dunia anak
Post a Comment