Jangan Timpakan Musibah di Atas Musibah
Oleh : Jamil Azzaini
Saya pernah menjadi relawan saat musibah gempa di Banyuwangi, Biak, Liwa,
Banggai Kepulauan Luwuk, Jogja dan Aceh. Menurut pengamatan kasatmata saya,
kerusakan gempa Palu adalah yang paling mengerikan, meski dari segi jumlah
korban mungkin lebih sedikit dibandingkan gempa dan tsunami di Aceh. Video
amatir yang menunjukkan rumah, tiang listrik, tower bisa bergerak seperti
terbawa air kemudian tenggelam ke dalam tanah adalah salah satu bentuk
kengerian gempa di Palu.
Banyaknya jumlah korban, kerusakan yang terjadi, kerugian akibat gempa,
derita yang dialami para korban tentu membuat kita prihatin dan sedih. Selain
itu, ada kesedihan lain yang sering saya alami ketika musibah terjadi yaitu
komentar, penilaian negatif dan kejadian-kejadian yang dihubungkan dengan
musibah. Pelakunya adalah mereka yang tidak tertimpa musibah, melihat musibah
hanya dari berita dan social media. Sungguh terlalu dan tidak punya rasa malu.
Yang juga menyedihkan dan tidak beretika adalah menampilkan foto-foto
korban dengan tambahan caption yang isinya tuduhan negatif, menghina atau
melecehkan. Mencari sudut pandang negatif dan menghubung-hubungkannya menjadi
penyebab gempa.
Mengambil hikmah dari setiap musibah tentu sangat dianjurkan tetapi
menyimpulkan dan membuat tuduhan negatif sehingga menimbulkan bencana atau
musibah adalah perilaku yang sangat TERCELA. Bagi saya ini adalah musibah baru
yang diciptkan sang pelaku. Menimpakan musibah di atas musibah.
Apa yang sebaiknya kita lakukan saat musibah menimpa orang lain, apalagi
mereka adalah saudara kita?
Pertama, berdoa dan mendekat
kepada-Nya. Kita mendoakan para korban agar diberi kekuatan dan kesabaran.
Mengajak saudara atau orang yang kita kenal untuk mendekat kepada Sang Maha
Pencipta, memohon ampun sekaligus pertolongan dari Allah swt.
Kedua, menjadi relawan.
Tentu ini bagi Anda yang mampu dan kuat, sebab bila Anda bermodal nekad tanpa
memiliki akses dan keahlian, Anda justeru bisa merepotkan orang yang sedang
dirundung musibah. Kehadiran Anda tidak memberikan kontribusi yang berarti di
tempat bencana.
Ketiga, peduli. Memberi
bantuan terbaik, bukan baju layak pakai atau hal-hal yang tidak dibutuhkan oleh
para korban. Apabila Anda tidak bisa langsung membantu, Anda bisa memberi
bantuan melalui lembaga-lembaga yang teruji dan terpercaya seperti Dompet
Dhuafa, ACT, Baznas, PMI, LAZ (Lembaga Amil Zakat) lain yang memang sering
berkiprah di daerah bencana.
Seyognyanya kita lebih sibuk melakukan tiga hal tersebut diatas
dibandingkan menimbulkan musibah di atas musibah. Setuju?
Salam SuksesMulia, Jamil Azzaini
Sumber
: www.jamilazzaini.com
Post a Comment