Kenali Jajanan Tidak Sehat pada Anak
Oleh : Arhie
Lestari
Menurut data dari
Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun ada sekitar dua juta anak di dunia
yang menjadi korban akibat makanan yang tidak aman. Sedangkan menurut data dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM), selama tahun
2006-2010 terdapat sebanyak 40 persen jajanan tidak sehat yang ditemukan
mengandung zat adiktif seperti bahan pewarna, pemanis, pengawet, pengenyal, dan
penambah rasa.
Jika makanan yang
mengandung zat-zat adiktif tersebut dikonsumsi anak dalam jangka waktu lama,
maka akan membahayakan tubuh dan menimbulkan efek samping seperti infeksi pada
saluran pencernaan, memicu reaksi alergi, asma, gangguan pada organ hati,
ginjal, serta meningkatkan risiko kanker.
Untuk menghindari
berbagai risiko tersebut, peranan orangtua sangat penting dalam menjaga makanan
yang dikonsumsi anak. Catat dan ingat ciri-ciri jajanan anak yang
tidak sehat di bawah ini:
Berbau
tidak sedap
Jajanan yang tidak
sehat dapat diketahui dari aromanya yang sudah berbau tidak sedap, asam, dan
tengik. Anak biasanya tidak memahami hal ini, tapi ajarkan kepadanya aroma
makanan yang segar dan sehat, agar bisa membedakan dengan makanan yang berbau
tidak sedap.
Warna
makanan sangat mencolok
Warna makanan yang
sangat mencolok menandakan adanya zat pewarna makanan yang terlalu banyak. Zat
pewarna yang digunakan bisa saja menggunakan pewarna tekstil seperti rhodamin
dan methanol yellow, yang tentunya berbahaya bagi tubuh. Ciri
makanan yang disertai pewarna makanan tekstil adalah warna makanan yang tidak
mudah hilang di tangan bahkan setelah tangan dicuci dengan sabun dan air
mengalir.
Makanan
terasa sangat kenyal
Jenis makanan yang
terasa sangat kenyal dan renyah bisa saja memiliki kandungan boraks. Bahan ini
digunakan agar makanan bisa tahan lama.
Makanan
disimpan di area terbuka
Makanan yang
disimpan di area terbuka rentan terkena debu, kotoran, dan paparan serangga
seperti lalat. Makanan sejenis ini dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan pencernaan.
Arhie Lestari, Pemerhati dunia anak
Post a Comment