Komunikasi, Itulah Kuncinya
Oleh : Dwi Lestari W
Komunikasi adalah aktivitas menyampaikan apa yang ada dalam pikiran,
konsep yang kita miliki dan keinginan atau perasaan yang ingin kita sampaikan
pada orang lain. Komunikasi juga bermakna sebagai seni mempengaruhi orang lain
untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B S Wibowo, 2002).
Yang dimaksud dengan komunikasi efektif adalah sebuah bentuk
komunikasi dimana pesan yang disampaikan berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon)
yang sesuai dengan tujuan.
Jauh sebelum berpikir tentang upaya membangun komunikasi efektif,
hal yang pertama kali harus dimiliki adalah menciptakan visi keluarga yang
jelas. Suami dan istri harus memiliki visi yang terang benderang, dan menjadi
sebuah ikatan moral yang kokoh untuk diwujudkan dalam kehidupan. Visi inilah
yang akan menuntun arah perjalanan kehidupan keluarga agar tidak menyimpang dan
tidak berbalik arah.
Visi keluarga adalah surga. Ingin mendapatkan kebahagiaan
kehidupan di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Mendapatkan surga dunia
dalam rumah tangga, dan mendapatkan surga akhirat di taman keabadian yang
dijanjikan-Nya. Inilah visi yang sangat kokoh, yang mengikat kehidupan keluarga
menuju kepada muara yang sangat jelas dan indah.
Dengan visi ini, suami dan istri akan selalu berusaha
membahagiakan pasangannya. Selalu berusaha untuk menciptakan keluarga yang
bahagia, dan bersama masuk surga.
Visi dimulai dari hal-hal yang sederhana. Namun kadang, sederhana
ini justru diabaikan. Padahal jika hal sederhana ini diabaikan, justru akan
membuat perhatian yang tulus terasa hambar. Ketika usia kita beranjak semakin
tua, hal sederhana ini harus kita perhatikan agar cinta senantiasa terawat.
Inilah saatnya mencapai kematangan sehingga cinta senantiasa hadir di rumah
kita.
Buku terbaru Mohammad Fauzil Adhim, Agar cinta Selalu Bersemi ini mengajak kita semua untuk senantiasa
menjaga komunikasi efektif dalam berumah tangga. Agar cinta senantiasa bersemi,
bahkan di musim kering sekalipun. Bahkan di saat usia kita semakin menua
sekalipun, ketika kulit sudah berkeriput dan usia sudah beranjak senja.
Penulis : Dwi
Lestari W, Staf BPH Yayasan Insan Mulia Semesta Yogyakarta
Post a Comment