Pentingnya Etika Bertamu
Oleh : Adi
Sulistama
Suatu hari anak-anak akan tumbuh menjadi orang dewasa.
Mereka akan berkunjung ke rumah teman, saudara, dan kerabat. Untuk itu, penting
mengajarkan mereka etika berkunjung ke rumah tamu.
Membawa anak-anak bertamu
atau mengunjungi saudara dan kolega Anda sangat baik bagi perkembangan mereka.
Anak-anak dapat mengenal siapa saja saudara-saudara mereka, serta berlatih
bersikap sopan santun kepada orang lain. Sebagai orang tua, Anda perlu
membimbing anak untuk bersikap baik di mana saja, termasuk ketika bertamu. Tidak
mudah mengajarkan
etika kepada anak ketika bertamu,
namun Anda dapat menggunakan beberapa cara di bawah ini dan terus melatihnya
Mulailah sejak anak berusia dini dan beri
contoh. Ajak anak berkunjung bersama Anda dan mengikuti yang dilakukan
orangtuanya saat bertamu. Mengenai tata cara bertamu juga telah diatur menurut
Islam.
Mengajarkan etika
kepada anak ketika bertamu dapat dimulai dari adab-adab dasar terlebih dahulu.
Pertama, ajarkan mengetuk pintu dan menekan bel atau mengucapkan salam dan
permisi.Setelah pintu dibuka, berikan contoh untuk menyapa terlebih dahulu.
Apabila tuan rumah mempersilakan masuk dan duduk, ajak anak duduk di tempat
yang disediakan.
Beritahukan kepada
anak untuk tidak berlari-lari atau mengambil barang tanpa izin. Ajari anak
untuk minta izin untuk mengambil makanan atau minuman, berikan pengertian jika
di rumah orang lain tidak sama dengan rumah sendiri.
Jika mendapat jamuan
makan, ingatkan anak agar menggunakan peralatan makan dengan benar. Kebiasaan
makan yang baik, seperti tidak berbicara ketika mengunyah dan mengambil makanan
secukupnya sudah harus Anda biasakan sejak dini agar tidak repot ketika membawa
mereka bertamu.Sebelum pulang ajarkan anak untuk berpamitan dengan sopan.
Tips mengajarkan anak adab bertamu
Mengucapkan salam
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu
ingat.” (An Nur: 27)
“Jika kamu tidak menemui seorang pun di
dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika
dikatakan kepadamu: Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih
bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An-Nur 27-28)
Dari ayat di atas diterangkan bahwa ketika
berkunjung ke rumah kerabat ucapkan salam yang diperkuat sabda Rasulullah,“Keluarlah,
ajari orang ini tata cara meminta izin, katakan kepadanya: Assalamu ‘alaikum,
bolehkah saya masuk? Sabda Rasulullah tersebut didengar oleh orang (tamu), maka
dia mengucapkan: “Akhirnya Nabi pun mempersilahkannya masuk rumah beliau.” (HR.
Abu Dawud)
Mengenalkan diri
Hendaklah memperkenalkan diri ketika bertamu
ke rumah orang. Nabi Muhammad tidak menyukai orang yang tidak memperkenalkan
dirinya saat bertamu.
Tentang orang yang bertamu dan tak
memperkenalkan diri pernah diceritakan dalam sebuah hadits, “Saya
datang kepada Rasulullah untuk membayar utang ayahku. Lalu aku mengetuk pintu
rumahnya. Lalu beliau bertanya, ‘Siapa itu?’ Lalu aku menjawab, ‘Saya’. Nabi
berkata, ‘Saya?… Saya? … seakan-akan beliau tidak menyukainya. (HR. Bukhari).
Tidak menyelonong
Ajarkan kepada anak untuk tidak masuk ke
rumah temannya, walaupun pintu terbuka. Merujuk pada surat An-Nur :7, ucapkan salam
sebelum masuk rumah.
Dilarang masuk bila hanya wanita di dalamnya
Katakan kepada anak-anak Anda untuk tidak
memasuki rumah teman atau kerabat wanita bila tidak ada suaminya di dalam rumah
itu.
“Sesungguhnya Rasulullah melarang kami masuk
di rumah wanita yang tidak ada mahromnya.” (HR. Ahmad).
Segera pulang jika urusannya sudah selesai
“Tetapi jika kalian diundang maka masuklah,
dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…” (Al
Ahzab: 53)
Mendoakan tuan rumah
“Ya Allah…, berikanlah barakah untuk mereka
pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan
rahmatilah mereka.” (HR. Muslim).
Doakanlah kebaikan kepada tuan rumah yang
telah menjamu. Lebih baik lagi jika tamu mendoakan seperti doa yang diucapkan
nabi.
Penulis : Adi Sulistama, Pemerhati dunia anak
Post a Comment