Pilihkan Teman yang Baik untuk Anak Kita
Oleh: Slamet Waltoyo
Seorang teman, yang juga seorang ayah dibikin gundah ketika tiba-tiba anaknya yang masih kelas dua SD membantah dengan mengucapkan kata-kata kasar. Kata yang tidak sepantasnya diucapkan.
Bapak tadi memastikan ia dan ibunya tidak pernah mengucapkan kata itu. Dan pasti guru tidak mungkin mengajarinya. Maka orang ketiga yang dipastikan sumber belajarnya adalah temannya.
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua dengan bangga menunjukkan bahwa anaknya sudah sekolah. Terselip pikiran, sebagian waktu direcohi anaknya berkurang. Sehingga dicarikanlah sekolah yang sekiranya tidak banyak merepotkan dirinya.
Jangan berpikir sesederhana itu, karena tanggungjawab mendidik anak sepenuhnya berada ditangan orangtua. Sekolah adalah partner dalam mendidik. Tempat yang kita amanahi untuk membantu tugas kewajiban orangtua.
Sekolah mempunyai kurikulum formal. Dari situ orangtua bisa mengetahui anak di sekolah akan mempelajari apa saja dan akan bisa melakukan apa. Tetapi yang juga harus dipahami orangtua, ketika anak memasuki dunia sekolah anak akan belajar apa saja diluar pelajaran yang diketahui.
Ada kurikulum tersembunyi selama anak berada di lingkungan sekolah. Anak akan belajar tentang berbgai hal. Diantaranya kontak anak yang paling intens adalah dengan teman. Apalagi teman sebaya.
Interaksi dengan teman sebaya memungkinkan terjadinya proses identifikasi, kerjasama dan proses kolaborasi. Proses-proses tersebut akan mewarnai proses pembentukan tingkah laku termasuk kekayaan kosakatanya. Maka karus menjadi pertimbangan juga ketika memilih sekolah sebenarnya juga memilihkan teman-teman untuk anak kita.
Tentu orangtua tidak punya hak menyeleksi anak-anak yang boleh dan tidak boleh sekolah disana. Maka disini perlu ada intervensi orangtua kepada anak untuk bisa memilih teman yang baik. Selektif dalam memilih teman adalah salah satu prinsip dalam pendidikan Islam.
Dalam Shahih Al Bukhari (No.3742) disebutkan bahwa seorang tabiin yang mulia ( Alqomah ) berkisah; Ketika aku masuk ke negeri Syam maka aku langsung menuju masjid dan sholat dua rokaat. Kemudian kupanjatkan sebuah doa ; “ Ya Allah berilah aku kemudahan untuk mendapatkan teman.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata; “memperhatikan teman merupakan kewajiban setiap muslim. Jika mereka itu orang yang buruk maka hendaknya dijauhi, karena (penyakit) mereka itu lebih kuat menularannya daripada kusta. Jika mereka itu teman yang baik, yang senantiasa memerintahkan kepada kebaikan, mencegah dari kemungkaran, dan membimbing kepada pintu-pintu kebaikan, maka bergaullah dengan mereka” (Al-Qaulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid 1/224)
Apalagi teman dalam menuntut ilmu. Al Imam Badruddin Ibnu Jamaah Al Kinani berkata ; Bila di ada seorang penuntut ilmu, membutuhkan teman, hendaklah memilih orang yang shalih beragama, bertakwa, wara, cerdas, banyak kebaikannya dan sedikit keburukannya, santun dalam bergaul, dan tidak suka berdebat. Bila dia sedang lupa, teman akan mengingatkannya. Bila dia sedang dalam kebaikan, teman akan mendukungnya. (Tadzkiratus Sami wal Mutakallim, hal 83-84).
Kita setujulah bahwa memilih teman yang baik adalah wajib. Tidak semua teman di sekolah itu baik. Maka sudah seharusnya ada intervensi orangtua kepada anaknya sendiri untuk memilih teman yang baik saja. Orangtua hanya memberi kriteria. Anak sendiri yang menentukan person teman yang dipilihnya.
Hal terpenting untuk memilih dan mendapatkan teman yang baik adalah ia atau anak kita harus bisa menjadi teman yang baik dulu bagi teman yang lain. Anak kita wajib menjadi teman yang baik maka akan mendapatkan teman yang baik pula.
Bagaimana menjadi teman yang baik?
(1) Punya perhatian yang besar (peduli) terhadap temannya. (2) Punya perhatian yang besar (antusias) terhadap pelajaran.
(3) Mengingatkan jika temannya cenderung lupa atau lalai terhadap pelajaran atau aturan.
(4) Menghargai dan memberi dukungan jika teman melakukan atau menghasilkan kebaikan.
(5) Segera memberi bantuan terhadap teman yang sedang membutuhkan bantuan.||
Penulis: Slamet Waltoyo
Post a Comment