Sinergi Harmonis Guru dan Orangtua
Oleh : Eko Sutrisno
Dalam dunia pendidikan kita, sejauh ini
kerjasama antara guru dan orangtua belum berjalan secara efektif. Orangtua
kurang intens berkomunikasi dengan guru, bahkan ketika diundang ke sekolah
banyak orangtua yang merespon negatif. Anggapan bahwa undangan ke sekolah
identik dengan penarikan iuran dan pembayaran masih melekat di sebagian wali
murid. Kesenjangan psikologis antara orangtua dan guru harus direduksi karena
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Orangtua dan guru
memiliki kedudukan strategis dalam pendidikan. Orangtua adalah guru pertama
bagi anak-anak, dan guru adalah penerus pendidikan di luar lingkungan keluarga.
Orangtua yang perhatian terhadap anak dalam belajar di rumah akan memudahkan
kerja guru di sekolah, begitu juga sebaliknya. Kejelasan dalam penyampaian
materi di sekolah akan memudahkan bagi orangtua dalam membina anak di rumah.
Karena itu, diperlukan sinergi yang harmonis antara guru dan orangtua.
Substansi sinergi
antara orangtua dan guru adalah bekerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas
pengetahuan, keterampilan, dan karakter anak didik. Untuk menghasilkan kualitas
sinergi yang baik diperlukan suatu perilaku kerjasama yang merupakan
konsekuensi dari semangat berkelompok atau kebersamaan yang kohesif.Sinergi
orangtua dan guru akan bermakna creative cooperation jika dalam
kerjasama keduanya dibarengi dengan gagasan yang inovatif. Guru tentu memiliki
banyak inovasi agar sekolahnya memiliki keunggulan baik keunggulan kompetitif
maupun komparatif. Sebaliknya orangtua juga mengharapkan anaknya memperoleh
pendidikan yang baik sehingga memiliki daya saing yang tinggi sekaligus mampu
membangun jaringan yang baik.
Dari kedua harapan
yang datang dari pihak orangtua dan guru maka ada titik temu di mana keduanya
akan membangun budaya berprestasi dan budaya unggul. Dengan persamaan persepsi
ini maka orangtua dan sekolah secara tidak langsung sudah membangun kesepakatan
bagaimana memajukan sekolah. Kesepakatan bersama merupakan suatu bentuk saling
percaya yang merupakan variabel utama dalam bekerja sama, bahkan rasa saling
percaya itu ekivalen dengan perilaku kerjasama. Dengan kerjasama berlandaskan
rasa saling percaya orangtua dapat berperan dalam berbagai kegiatan untuk
memajukan sekolah, orangtua dapat menjadi expertis ketika sekolah membutuhkan
resources yang sesuai dengan keahliannya.
Sinergi orangtua
dan guru diera digital seperti saat ini tentu memiliki pola hubungan yang
berbeda dibanding zaman dahulu. Sinergi orangtua dan guru sudah saatnya
berbasis teknologi komunikasi. Guru dan pihak sekolah dapat menyediakan ruang
informasi yang dapat diakses orangtua masing-masing siswa secara mendetail dan
orangtua dapat share informasi, keluhan, dan konsultasi kepada guru atau kepala
sekolah melalui internet.
Jika pola hubungan
di atas terbangun dengan baik maka orangtua dapat mengontrol anaknya di
sekolah, memantau kualitas akademik sekolah, dan sekaligus dapat memberi input
kepada sekolah agar lebih progesif dan memiliki nilai lebih. Di era pendidikan
modern, sinergi yang berkualitas antara orangtua dan guru adalah kata kunci
kesuksesan anak didik.
Sebenarnya sekolah
sebagai sebuah institusi punya kewajiban yang besar terhadap orangtua,
sebaliknya juga orangtua juga punya kewajiban yang tak kalah banyak nya kepada
sekolah. Apabila kewajiban dan tanggung jawab itu dapat berlangsung dengaan
baik maka sekolah akan makin maju karena mempunyai orangtua yang selalu
mendukung dan memberikan empati terhadap apa yang institusi sekolah lakukan
bagi pendidikan putra putrinya. Banyak riset yang membuktikan bahwa
keterlibatan orangtua yang banyak dalam proses pendidikan anak nya terbukti
membawa pengaruh yang baik dalam kehidupan akademis nya. Dengan demikan sebuh
pola hubungan yang harmonis antar orangtua dan sekolah harus diciptakan dan
dibina.
Penulis : Eko Sutrisno, Pemerhati dunia
anak
Post a Comment