Belajar Dengan Sumber Belajar Primer di Luar Sekolah


Oleh: Salim Abu Hanan

Pada tahun pelajaran 2018/2019 ini hampir di setiap kelas sudah menerapkan Kurikulum 2013.

Penting diketahui bagi orangtua murid tentang pendekatan pembelajaran pada Kurikulum Nasional 2013 ini. Demi kelancaran pembelajaran dan terutama bagi keberhasilan anak dalam belajar.

Agar orangtua tidak sekedar tahu apa kurikulumnya tetapi harus pula memahami bagaimana proses belajarnya sehingga bisa mengambil peran dalam mendukungnya.

Pada Kurikulum 2013 tingkat Sekolah Dasar, proses pembelajarannya adalah terpadu (integrated instruction) dengan model tematik. Sistem pembelajaran yang memungkinkan anak (secara individu atau kelompok) aktif untuk menemukan konsep-konsep keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik. Sehingga pembelajarannya berorientasi pada praktik sebagai bentuk pengalaman belajar.

Pembelajaran tematik terpadu menekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan dalam suasana yang alamiah (natural).

Keaktifan murid yang merupakan wujud dari rasa ingin tahunya sangat berperan dalam menunjang keberhasilannya sebagai pembelajar. Pendekatan pembelajaran ini sering disingkat dengan sebutan PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan Gembira dan Berbobot).

Berangkat dari tema yang telah ditentukan, murid bereksplorasi dengan cara mengamati, membaca, menanyakan, mencoba melakukan, dan sebagainya dari berbagai sumber belajar yang telah disiapkan dan diskenario oleh guru di sekolah.

Di sini kelengkapan sarana sekolah dan kreatifitas guru sangat berpengaruh. Karena keterbatasan waktu dan mungkin juga fasilitas sekolah, kegiatan eksplorasi menjadi terbatas. Ini disadari oleh guru. Maka guru sering memberi tugas kepada murid untuk melengkapi kegiatan eksplorasi di luar sekolah atau rumah.

Ini tantangan bagi orangtua.

Dengan memahami model pembelajaran pada Kurikulum 2013, paling tidak orangtua akan memaklumi jika anak akan melakukan banyak tugas bereksplorasi di luar sekolah. Selanjutnya orangtua tentu akan memberi dukungan terhadap tugas-tugas yang dilakukian anak. Maka penting bagi orangtua mengetahui informasi tentang tema, sub tema, dan bentuk aktifitas yang harus dilakukan pada setiap pekannya.

Kegiatan eksplorasi di rumah sangat penting karena dapat mengatasi keterbatasan di sekolah. Apalagi di lingkungan rumah banyak sumber belajar yang alamiah (natural). Sumber belajar yang tidak diskenario oleh guru sehingga bisa memberi pengalaman belajar yang autentik dan bermakna.

Misalnya di SD/MI kelas satu, tema 2 sub tema 3, ada kegiatan mengenal profesi. Sumber informasi di sekolah sangat terbatas. Paling guru akan menyajikan dalam bentuk gambar atau poster. Berbagai gambar orang sedang bekerja dengan menggunakan alat tertentu, menghasilkan karya tertentu dan keterangan nama profesinya. Atau dalam bentuk video. Dari sumber belajar ini anak mendapatkan banyak informasi ragam profesi.  Meskipun itu gambar asli tetapi anak tidak bisa terlibat langsung. Sehingga mengurangi nilai otentik, kebermaknaan serta orientasi prakteknya.


Jika orangtua mengetahui konsentrasi aktifitas belajar anak di sekolah maka orangtua dapat membantu dengan labih leluasa dibandingkan keterbatasan waktu anak di sekolah.

Misalnya sambil mengantar atau menjemput anak, orangtua dapat menunjukkan langsung berbagai profesi. Diajak mampir ke beberapa tempat misalnya ke bengkel, ke tukang jahit, ke toko buah dan sebagainya. Anak dapat berkomunikasi langsung dan mencoba alat yang digunakan. Maka akan memberi pengalaman belajar yang otentik, bermakna.

Orangtua juga perlu mengetahui bahwa proses pembelajaran di sekolah dengan pendekatan sain. Sehingga ketika mendampingi anak belajar di rumah akan melakukan dengan pendekatan sain juga. Praktisnya orangtua tidak akan langsung memberi ikan tetapi akan memberitahukan jalan agar anak bisa menangkap ikan sendiri.||

Penulis: Salim Abu Hanan, Pengasuh Madin Saqura Sleman
Powered by Blogger.
close