Hanya Bermodal Ikhlas dan Sabar



Oleh: Abu Thoriq

Ada sebuah fenomena menarik. Pada zaman dulu, orang terkadang  memiliki anak melebihi dua. Ada yang sebelas, dua belas bahkan lebih.

Mereka berhasil mendidik jumlah anak yang cukup banyak, padahal pendidikan orangtuanya tidak sekelas S1. Tapi mereka bisa mengantarkan putra-putrinya sukses meraih masa depan.

Modal apa yang mereka punyai? Bukan banyaknya uang dan harta, melainkan hanya bermodal  ikhlas dan sabar dalam mendidik anak.

Hal ini berbeda dengan zaman sekarang. Banyak orangtua muda yang memiliki anak dua saja menyisakan kerepotan. Apa sebabnya? Mungkin karena kurang ikhlas dan sabar dalam mendidiknya.

Ada sebuah nasehat menarik di buku Mengetuk Pintu Surga yang ditulis oleh Yusuf Sabiz Zaenudin ini. Dalam buku ini, Yusuf Sabiq mengingatkan bahwa anak-anak kita adalah permata yang tersimpan sebagai harta yang indah. Anak-anak adalah anak manusia bukan anak batu.

Tahukah batu? Batu adalah benda yang keras. Sekeras-kerasnya batu masih bisa ditetesi air. Batu yang begitu kerasnya bisa berlubang dengan tetesan air. Begitu juga seorang anak manusia yang terlahir dari rahim seorang ibu.

Tentu pendidikan anak kita tidak sekeras batu. Mereka punya hati yang terdalam seperti mutiara yang bersinar.
Janganlah menutup kebaikan dengan keburukan serta kepura-puraan. Katakan kalau kita suka atau tidak suka pada perangainya. Sama seperti ketika kita memberikan pelajaran kepada anak kita. Ini haram, ini halal, ini boleh dan ini tidak boleh. Nah, di situ letak batasannya.

Didik anak-anak kita penuh dengan kesabaran dan keikhlasan, disertai nasehat dan keteladanan. Karena itu adalah modal dalam mendidik anak-anak kita.

Semoga anak-anak kita bisa membanggakan orangtuanya, berguna dan berbakti kepada orangtuanya di setiap waktu dan saat, berguna bagi dirinya, masyarakatnya, negaranya dan selebihnya untuk akhiratmya. Cintailah anak-anak kita karena di dalamnya identik syurga.||
Powered by Blogger.
close