Saling Menerima dan Menghargai


Oleh : Yulias Fita Ari Antika, S.Pd.

"Aku sebel banget. Apa-apa dikomentari. Pake baju ini di komentari pake itu di komentari. Kaya ga ada kerjaan lain."

Suatu waktu pernah seorang sahabat menceritakan kekesalan dalam hatinya yang merasa orang lain mengusik dirinya. Padahal tidak pernah mengganggu atau mengusik gantian.


"Sabar, mungkin maksudnya tidak begitu. Anggap saja beliau perhatian, " Ucapku saat itu.

Pun yang berkomentar. Selama yang memakai baju tidak mengusiknya kenapa harus dikomentari yang sejatinya itu tidak perlu. Malah bisa jadi justru dari koment kita itu menyinggunggya.

Terkadang begitulah kita. Terkadang maksud seseorang menyampaikan sesuatu seperti ini bisa diterima menjadi seperti itu oleh orang lain. Bahkan bisa jadi niat baik seseorang dianggap lain oleh orang lain. 

Jika sudah seperti ini, berat. Permusuhan, rasa benci, rasa tak suka dan muak, bahkan perpecahan bisa timbul terjadi. 


Jika apa? Sudah bisa ditebak dari judul di atas. Jika tidak ada rasa saling menerima dan menghargai. 
Sikap tidak mengenakan dan lisan yang menyakiti akan terus ada. Dan rasanya sakit.


Entahlah. Sering sekali diri ini berpikir. Mereka berilmu, mereka berpendidikan tapi kenapa menerima dan menghargai orang lain saja tak mampu. 


Pernahkah mereka berpikir sebelum bertindak dan berucap? Apakah menyakiti atau tidak? Apakah sudah tepat? Apakah bisa di terima? 


Bukankah segala perbuatan dan ucapan kelak akan di pertanggungjawabkan? Apakah ini tak cukup di jadikan pegangan? 


Terbayangkan jika semua makhlukNya bisa saling menerima dan menghargai. Ketika ada yang tidak cocok atau perbedaan tidak langsung menyiakiti dengan perbuatan dan lisan, namun di olah dulu, dicerna dulu, baru bersikap. Indahnya. 


Ada yang tidak kita suka dari orang lain bukankah itu hal yang pasti terjadi. Karena manusia itu bukan makhluk sempurna yang tanpa cela. Yang semua orang pasti suka. Dan itu semua tergantung bagaimana kita bersikap.

Manusia itu tidak ada yang sama. Terkadang kalimat ini yang menjadi motivasi diri ketika menemukan orang-orang di atas. Yang belum bisa saling menerima dan menghargai.

Allah, jaga diri ini dari menyakiti orang lain. 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْ

Penulis : Yulias Fita Ari Antika, S.Pd., Redaktur Online Majalah Fahma 
Powered by Blogger.
close