Saat Sang Elang Mengudara
Oleh : Felix Y. Siauw
Andai bukan karena biji yang ditanam, maka takkan mewujud akar, takkan tegak pokok dan cabangnya, dan takkan ada buah yang memberikan manfaat
Begitulah tauhid, ia yang mengokohkan aqidah, ia pula yang menumbuhkan syariah, dan sebabnya pula dakwah ditebarkan ke penjuru alam bagi manusia
Kalimat yang baik selayaknya pohon yang baik, maka siapa mencintainya, Allah tumbuhkan dalam hatinya ketenangan, dan kebaikan dalam amalnya
Tak ada manusia yang lebih sempurna ketimbang Rasulullah Muhammad saw, tak kita ragukan sedikit saja keimanan dalam hatinya, jiwanya dan dirinya
Namun beliau tak mencukupkan hanya pada hati dan lisannya, beliau perintahkan bendera bertuliskan lafadz tauhid itu untuk diangkat tinggi-tinggi
Bahkan berpesan pada kita, bahwa jihad itu adalah, ketika kita siap mengorbankan harta dan nyawa, "hanya untuk menjadikan kalimat Allah itu paling tinggi", begitu
Kalau Rasulullah saja memerintahkan untuk mengangkat bendera berlafadz syahadatain ini, maka siapa kita lalu berkata, "iman cukup di hati", begitu?
Sesuai nama yang Rasulullah berikan pada bendera ini, Rayatul Uqab, Panji Sang Elang. Terbang tinggi mengudara, berkuasa dan paling agung, diantara yang lainnya
Maka Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, melanjutkan untuk meninggikan kalimat ini. Mus'ab bin Umair dan Ja'far bin Abu Thalib menjaga dengan syahid mereka
Kini bendera itu tiba di tangan-tangan kita, estafet tanda persatuan, tanda kebanggaan, dan tanda keagungan, kalimat intisari Islam, untuk kita jaga
#aluqab #liwa #rayah #bendera #panji#rasulullah #benderatauhid #felixsiauw#radikalisromantis #211 #aksibelatauhid
Sumber : Instagram @felixsiauw
Post a Comment