Dampak dan Solusi Televisi Terhadap Anak
Oleh: Juni Prasetya
Orangtua yang bijak adalah orangtua yang menaruh banyak perhatian kepada anak-anaknya. Orangtua yang mampu memberikan lebih banyak waktu kepada anaknya daripada kepada pekerjaannya. Banyak kejadian ataupun peristiwa, di mana anak menjadi korban dari keteledoran orangtua karena sibuk dengan urusan pekerjaannya ataupun urusan pribadinya.
Perhatian dan kepedulian terhadap anak
merupakan sesuatu yang sangat penting. Hal itu menjadi hak sang anak untuk mendapatkan
kasih sayang dan kepedulian dari orangtuanya. Perhatian itu pula, menjadi sesuatu
yang diharapkan dari sang anak untuk merasakan dekapan dan kasih sayang dari
orangtua.
Saat ini, kita dihadapkan pada era globalisasi
atau era modernisasi terutama pada perkembangan teknologi komunikasi.
Perkembangan tersebut selain membawa manfaat, juga membawa kemudharatan. Tidak
hanya orangtua dan orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak.
Salah satu produk teknologi yang sering menjadi
konsumsi anak adalah televisi. Pada era modern ini, berbagai stasiun televisi
menyajikanyangan seperti film kartun, sinetron,
drama, big movies dan sebagainya. Kemajuan teknologi yang diringi dengan majunya
siaran televisi yang semakin menarik tersebut, memiliki dampak yang sangat negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dampak-dampak tersebut
tidak jauh beda dengan dampak penggunaan gadget pada anak.
Dalam buku Membentuk Karakter Anak dari Rumah, yang ditulis
oleh Bunda Enni K. Hairuddin, disimpulkan bahwa anak-anak
cenderung bersikap semaunya kepada orang yang lebih tua. Seakan-akan orang yang
lebih tua sama kedudukannya dengan teman-teman sejawatnya. Sikap tersebut
muncul ketika anak melihat sinetron yang berbau aksi, film remaja atau film-film
luar yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi. Dengan banyak menonton televisi, otak akan
kurang mendapat stimulasi untuk aktif. Inilah salah satu penyebab kenapa anak
menjadi malas untuk belajar, untuk membantu orangtua, untuk beribadah, atau
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Siaran televisi
juga dapat mempengaruhi anak menjadi agresif.
Suatu peristiwa yang sangat memprihatinkan bagi dunia pendidikan adalah
ketika dulu pernah ada seorang anak secara tidak sengaja membunuh
temannya sendiri. Hal itu terjadi ketika mereka asyik bermain di kelas dengan meniru acara
di salah satu stasiun TV yang menayangkan gulat. Selain itu, acara-acara
televisi lain yang dapat mempengaruhi anak untuk agresif adalah acara-acara
yang berbau percintaan. Acara tersebut dapat ditiru oleh anak untuk
berkeinginan pacaran kepada lawan jenis di usia dini, sehingga tidak heran
kalau banyak kejadian anak usia dini hamil di luar nikah.
Apa yang disampaikan di atas merupakan sebagian
contoh dampak negatif dari tayangan televisi terhadap anak. Tentunya masih banyak
dampak-dampak negatif lain yang ditimbulkan oleh tayangan televisi. Namun bukan
berarti penulis tidak memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Solusi yang
ditawarkan oleh penulis, antara lain: 1) Batasi jam/hari bagi anak
untuk menonton tv (maksimal 2 jam/hari). 2) Diskusikan dengan anak,
acara apa yang boleh mereka tonton. 3) Jadikan nonton tv sebagai
reward. Misalnya, “kalau PR kakak selesai, kakak boleh nonton mickey
mouse, dehh....”. 4) Dampingi anak saat
menonton. Jelaskan bahwa efek di film (kartun) hanya rekaan belaka, bukan
kejadian nyata. Misalnya, saat Grufi ketabrak mobil, badannya menjadi gepeng,
tapi kemudian bisa kembali normal lagi. Ini tidak akan terjadi pada dunia
nyata. 6) Jangan
menjadikan televisi sebagai babysitter bagi anak. 7) Jangan
meletakkan pesawat televisi di kamar anak. 8) Sebaiknya setiap rumah
hanya memiliki satu televisi.
Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting dan tidak akan tergantikan.
Yakni perhatian Anda sebagai orangtua kepada anak, serta tidak
kenal lelah untuk menjaganya. Sesibuk apapun, jangan lupakan anak sebagai permata istana kita karena baik tidaknya permata itu tergantung di tangan kita.
Penulis: Juni Prasetya, Mahasiswa
FAI PAI UMY
Post a Comment