Pentingnya Bisa Membaca di Kelas 1
oleh: Muhammad
Mohtadin, S.Pd.I
Membaca
permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar
kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai
teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu
guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar
harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran
membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain.
Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak.
Tujuan
membaca permulaan di kelas 1 adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4). Kelancaran
dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi
oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas 1. Dengan kata lain,
guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan keterampilan membaca
siswa.
Peranan
strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber
belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi
tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa,
mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan
tenaga ahli. Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka.dengan
orang lain, Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki
seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara
terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang
sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja.
Keterampilan
itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut
sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap
dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan
yang rumit.
Berdasarkan
penelitian selama mengajar saat ini, alokasi waktu pembelajaran membaca dan
menulis di sekolah-sekolah yang salah satunya di SD, relatif lebih kecil . Hal
ini berdampak pada keterampilan mereka belum maksimal sehingga setelah para
siswa menamatkan jenjang sekolah, dikhawatirkan belum mampu menggunakan keterampilan
berbahasa secara baik dan benar. Oleh karenanya, kami akan membahas lebih
lanjut tentang proses membaca dan menulis permulaan pada anak SD dikelas
rendah.
Setidaknya,
ada enam tahapan yang memudahkan anak untuk bisa dan senang membaca. Pertama,
senam otak. Anak didik diajak untuk bernyanyi sambil menyebutkan
huruf-huruf yang dibaca misalnya huruf a dan ba (dibaca dengan lagu balonku ada lima tanpa dieja). Kedua, remidi.
Anak diajak untuk membaca kembali huruf-huruf yang telah dikuasai. Misalnya huruf
yang sudah dikuasai a, ba, ca, dan da. Saat mau membaca ke huruf fa huruf
sebelumnya harus dibaca dan betul-betul tahu ciri dan bentuk hurufnya. Ketiga,
baca modul. Kita sebagai pengajar harus punya buku pegangan guru (modul)
sehingga apa yang sudah kita ajarkan dapat dipertanggung jawabkan. Misalnya
buku level 1 (Vokal a ), level 2 (Vokel i), level 3 (Vokal u) dst.
Keempat,
pengayaan. Yaitu mengajarkan kepada siswa dari huru-huruf yang sudah di kuasai
kemudian dirangkai menjadi kalimat-kalimat sederhana yang anak-anka mudah
mengerti. Misalnya : level 1 vokal a
(a-ba-ta, ma-ma, pa-pa ) tanpa dieja. Level 2 vokal i (bi-bi, mi-si, vi-vi )tanpa dieja dan
seterusnya. Kelima, menulis. Dengan pembiasaan menulis, anak-anak akan terlatih
otak kanan dan otak kirinya, sehingga mampu menyelesaikan tahapan menulis
dengan baik dan benar. Keenam, permainan. Tanpa kita sadari bahwa dunianya anak-anak kelas 1 adalah dunia permainan.
sehingga ketika kita mengajarkan membaca kepada anak jangan sampai lupa kita
berikan alat permainan berupa kartu game (kartu permainan huruf).
Penulis: Muhammad Mohtadin, S.Pd.I., Mahasiswa
PPs MSI FIAI UII, Pendidik di SDIT Salsabila Klaseman, Sleman
Post a Comment