Epilepsi pada Anak



Oleh : dr. Nurlaili Muzayyanah, MSc, SpA

Epilepsi tidak hanya ditemukan pada orang dewasa, tetapi juga banyak menjangkiti anak. Para orangtua perlu mengenali gejala-gejala awal epilepsi pada anak, agar dapat dilakukan penanganan secara optimal. Epilepsi merupakan  gangguan atau terhentinya fungsi otak secara mendadak dan berkala yang disebabkan terjadinya lepas muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur pada sel-sel otak. Penyebab epilepsi adalah kombinasi antara faktor genetik, abnormalitas jaringan otak dan faktor lingkungan serta sebab lain yang tidak diketahui. Abnormalitas jaringan otak dapat disebabkan oleh tumor otak, infeksi di otak, perdarahan intracranial (perdarahan di dalam rongga kepala).

Manifestasi epilepsi pada anak sangat bervariasi meliputi kejang umum tonik klonik (kejang seluruh tubuh), kehilangan kesadaran mendadak/aktifitas terhenti mendadak, anak tampak melamun, dan gerakan mioklonik (kejut otot). Anak yang menderita epilepsi harus selalu dalam pengawasan orangtua dan dijauhkan dari lingkungan yang dapat membahayakan dirinya, seperti: api, benda-benda tajam, dan sebagainya. Dikhawatirkan jika terjadi kejang secara tiba-tiba, akibatnya bisa fatal.

Tatalaksana epilepsi adalah dengan pemberian obat anti epilepsi yang harus diminum setiap hari selama minimal 2 tahun setelah bebas kejang. Tujuan pemberian obat anti epilepsi adalah  mencegah bangkitan kejang berikutnya, mengurangi frekuensi dan beratnya bangkitan dengan efek samping seminimal mungkin.

Hal-hal yang harus dipantau selama minum obat anti epilepsi adalah kepatuhan minum obat, efek samping obat dan bangkitan kejang meliputi frekuensi, berat/ringan, perubahan jenis bangkitan, perubahan perilaku, prestasi belajar, dan aspek psikososial lainnya.

Penulis : Dokter spesialis anak JIH
Powered by Blogger.
close