Menumbuhkan Minat Belajar



Oleh : Nur Muthmainnah

Orang tua sangat memiliki peran penting dalam membangun semangat belajar anak. Pendampingan diperlukan selama anak masih bergantung pada peran serta orang tua.  Dalam pendampingan, hubungan yang baik antara orang tua dan anak akan memudahkan komunikasi.  Ada beberapa prinsip dalam menumbuhkan semangat belajar pada anak.

Pertama, pentingnya memberikan teladan belajar di rumah.  Orang tua perlu memberikan contoh ‘belajar’ dalam kehidupan sehari-hari sehingga belajar bukan menjadi beban bagi anak-anak tetapi menjadi gaya hidup.  Selain itu menjadi orang tua yang gemar membaca akan membawa teladan bagi anak-anaknya. Jika orang tua suka membaca dan belajar, maka anak akan lebih mudah untuk menirunya.

Kedua, ciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak. Orang tua bisa ikut duduk dan mendampingi anak belajar di sebelah mejanya, atau sekadar menanyakan bagaimana dia menyelesaikan tugas sekolah. Buatlah belajar menjadi proses yang menyenangkan. Tidak perlu banyak marah dan tekanan.  Selain itu orang tua perlu memahami karakteristik belajar anak. Hal ini perlu dipahami agar tidak salah menciptakan gaya belajar yang efektif untuk anak. Jangan takut untuk menanyakan kepada anak bagaimana dia memilih cara belajar yang nyaman. 

Ketiga, beritahukan kepada anak tujuan mereka belajarOrang tua perlu meluangkan waktu untuk mendiskusikan cita-cita anak dan bagaimana mereka bisa meraihnya. Tanamkan dalam pikiran mereka bahwa salah satu cara untuk menjadi orang yang berhasil mencapai cita-cita adalah dengan rajin belajar dan sekolah. Berikan padanya ide yang menyangkut pendalaman hobi atau pekerjaan yang ingin ditekuninya kelak. Secara berkala, evaluasi anak dan jangan segan mengubah atau membuat target baru. Kalau perlu catat dan tempelkan di dinding ruang belajarnya. 

Keempat, kembangkan kecerdasan anak dengan mempelajari hal-hal lain selain pelajaran sekolah.  Belajar, sebenarnya tidak sekadar mengulang pelajaran di sekolah, namun belajar adalah hal yang sebaiknya tetap dilakukan. Orang tua perlu memperhatikan pelajaran apa yang paling disukai dan tidak disukai. Jika anak-anak bisa mengikuti pelajaran sekolah dengan baik, ajaklah mereka untuk mempelajari hal lain selain pelajaran sekolah. Jika Anda sudah mengetahui bakat anak sejak dini, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengembangkan kecerdasan majemuknya (multiple intelligences) saat anak masuk sekolah formal.

Kelima, beri kesempatan belajar. Memberi kesempatan berarti juga tidak mengganggu anak pada saat sedang tekun belajar. Ketika orang tua sudah membuat peraturan untuk tidak menyalakan televisi saat jam belajar, jangan pernah sekalipun melanggar, sebab anak akan menilai orang tua sebagai sosok yang tidak konsisten. Apalagi sampai memarahi anak karena dia menegur orang tua yang nonton televisi saat dia sedang belajar. Sebisa mungkin bantu anak untuk memperoleh kesan bahwa belajar itu menyenangkan. Orang tua bisa juga mengajak anak berkunjung ke tempat-tempat yang memberikan suasana belajar, seperti perpustakaan.

Keenam, reward and punishment. Anak yang menunjukkan prestasi baik dari hasil belajarnya, layak mendapatkan hadiah sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian dan usaha yang telah dilaluinya dengan baik. Bentuk hadiah tersebut tidak selalu dengan berupa materi, tetapi juga bisa berupa kasih sayang, pujian, perhatian, atau lainnya. Sebaliknya, jika prestasi belajar anak menurun, layaknya ada hukuman yang mendidik bagi anak, misalnya harus menyapu lantai rumah, menyapu halaman, membersihkan kamar mandi, dan sebagainya. Bentuk hukuman ini tentu harus disesuaikan dengan tingkat usia dan pemahaman anak.

Penulis : Nur Muthmainnah, Pemerhati dunia anak, tinggal di Yogya
Powered by Blogger.
close